15 MoU Ditandatangani Perusahaan dan Instansi Pemerintah RI-Korsel di Seoul

Loading

MENYAKSIKAN – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (berdiri ketiga kiri) menyaksikan penandatanganan 15 MoU yang dilakukan oleh perusahaan dan institusi pemerintah Indonesia-Korea Selatan pada Forum Bisnis dan Investasi 2018 di Seoul, Senin (10/9). (ist)

 

SEOUL, (tubasmedia.com)- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Seoul, Senin (10/9), menyaksikan penandatanganan 15 nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang dilakukan oleh perusahaan dan institusi pemerintah kedua negara.

Kerja sama ini meliputi sektor energi, properti, mesin, teknologi, dan kosmetika. Total komitmen investasi yang bersifat business to business (B-to-B) dari hasil MoU tersebut mencapai USD5,76 miliar.

Kesepakatan yang terjadi di sektor industri, di antaranya Hyundai Engineering yang bermitra dengan PT Sulfindo Adiusaha untuk pengembangan pabrik kimia yang akan menghasilkan produk vinyl chloride monomer (VCM) dan poly vinyl chloride (PVC) di Merak, Banten dengan nilai investasi sebesar USD200 juta.

Kemudian, pengembangan pabrik mesin diesel senilai USD185 juta yang dilakukan oleh Doosan Infracore dengan PT Boma Bisma Indra (Persero) dan PT Equiti Manajemen Teknologi.

Selanjutnya, SD Biotechnologies menjalin kerja sama dengan PT Orion Pratama Sentosa untuk membangun industri kosmetika di Karawang, Jawa Barat senilai USD20 juta, serta terjalin pula kemitraan strategis di bidang pengembangan pusat teknologi alat-alat permesinan di Bandung, Jawa Barat yang merupakan kolaborasi Korea Institute for Advancement of Technology dan Kementerian Perindustrian.

Turut pula hadir menyaksikan dari delegasi Indonesia, yakni Kepala BKPM Thomas Lembong, Ketua Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, dan Kepala Bekraf Triawan Munaf. Rosan mengungkapkan, masih banyak potensi-potensi perdagangan dan investasi antara RI-Korsel yang perlu digali. “Kami sangat terbuka akan investasi yang masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, kali ini merupakan rombongan terbesar yang diajak karena membawa 104 pengusaha ikut dalam Indonesia-Korea Business and Investment Forum 2018.

“Ini sebagai tanda membaiknya hubungan dagang dan investasi Indonesia dengan Korea Selatan yang sangat baik,” imbuh Rosan.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Korsel (KCCI) Park Yong-man berharap forum ini dapat memuluskan jalan bagi perusahaan-perusahaan Korsel untuk berinvestasi dalam proyek-proyek inovatif di Indonesia. Apalagi sudah ada arah yang jelas dalam pengembangan industri ke depan melalui peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Jadi, ada rencana yang komprehensif bagi pengembangan industri berteknologi tinggi, mencakup teknologi digital, serta bio and hardware automation. Sebagaimana perusahaan Korea sangat tertarik dan memiliki pengalaman terbaik di bidang ini, kami berharap kedua belah pihak dapat meningkatkan kolaborasi di masa depan,” paparnya.(ril/sabar)

 

CATEGORIES
TAGS