AK Tekstil Solo Topang Kebutuhan 135 Ribu Naker

Loading

KELAS DESAIN – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo didampingi Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Mujiyono (ketiga kiri) meninjau kelas desain pola di Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Solo, 10 Agustus 2016. –tubasmedia.com/ist

 

SOLO, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan penting terkait upaya peningkatan daya saing industri nasional, terutama dalam hal tenaga kerja yang kompeten.

Dalam hal ini, Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Solo (AK Tekstil Solo) akan berperan memasok para lulusannya kepada sektor padat karya tersebut.

“AK Tekstil Solo ini merupakan salah satu unit pendidikan di bawah Kemenperin yang dijadikan pilot project untuk pengembangan pendidikan vokasi dengan mengadopsi konsep dual system dari Jerman,” kata Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Industri, Mujiyono mewakili Menteri Perindustrian pada Kuliah Umum di AK Tekstil Solo, Jawa Tengah, Jumat (25/8).

Mujiyono menjelaskan, konsep pendidikan sistem ganda ini berorientasi pada penguasaan kemampuan kerja dengan mengintegrasikan pelajaran di kampus dan praktik di perusahaaan sehingga para lulusan yang dihasilkan sesuai kebutuhan dunia industri.

“Dalam satu semester, sekitar dua bulan pembelajaran teori dan praktik di kampus, kemudian tiga bulan praktik kerja atau magang di perusahaan,” tuturnya.

Fasilitas pendukung proses pembelajaran di AK Tekstil Solo telah dilengkapi dengan ruang workshop dan laboratorium serta mesin dan peralatan yang modern sehingga menyesuaikan penggunaan teknologi produksi di industri tekstil saat ini.

Untuk itu, sebagai pelopor pendidikan vokasi dengan konsep dual system, AK Tekstil Solo menjadi rujukan dalam pembangunan kolaborasi yang baik antara lembaga pendidikan dengan industri.

“AK Tekstil Solo menerapkan sistem pendidikan yang berkualitas dengan beasiswa ikatan kerja bagi para mahasiswanya,” papar Mujiyono.

Kegiatan belajar di kampus telah dimulai pada Oktober 2015 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 123 orang. Dari total tersebut, 60 persen mahasiswa berasal dari masyarakat umum dan sisanya merupakan pegawai pabrik yang sedang dalam peningkatan kompetensi.

Selain dari AK Tekstil Solo, Kemenperin juga memasok tenaga kerja terampil untuk sektor padat karya ini dari Politeknik STTT Bandung yang setiap tahun menghasilkan lulusan sebanyak 300 orang per tahun. Berdasarkan proyeksi pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional ke depan, penyerapan tenaga kerjanya akan mencapai 135 ribu orang per tahun atau 22,5 persen dari total kebutuhan tenaga kerja sektor industri di Indonesia. (ril/sabar)

 

CATEGORIES
TAGS