Bangkitkan Ekonomi Nasional, Butuh Pengusaha Muda Tangguh

Loading

HIPMI_3

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan Pemerintah terus berupaya menumbuhkan pengusaha muda yang memiliki semangat tangguh dan kreatif sehingga dapat membangkitkan perekonomian nasional. Bahkan pengusaha muda juga diharapkan dapat terus membuka peluang usaha dan memperluas jaringan bisnisnya.

“Saya optimis perekonomian nasional dapat bangkit melalui peran pengusaha muda. Artinya kita butuh entrepreneur yang tangguh dan kreatif sehingga dapat mendorong proses inovasi pada produk yang dihasilkan,” kata Menperin pada Forum Dialog Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dengan tema ‘Ditengah Lesunya Perekonomian Indonesia, Masih Adakah Peluang Usaha dan Solusinya?’ di Jakarta, Kamis (8/10).

Pada dialog tersebut juga menghadirkan narasumber Menteri Perdagangan Thomas T. Lembong serta perwakilan dari para pengusaha muda diantaranya Kebab Turki Baba Rafi, Zalora dan Go-Food by Go-Jek.

Menperin menegaskan, pihaknya akan mendukung penuh terhadap terobosan yang dilakukan para pengusaha muda termasuk mereka yang tergabung dalam HIPMI untuk meningkatkan daya saing industri nasional sehingga mampu menguasai pasar dalam negeri maupun ekspor.

“Karena saya juga sebelumnya di dunia bisnis, jadi tahu betul apa kebutuhan para pengusaha,” ujarnya seraya mengatakan tantangan besar terdekat bagi industri nasional adalah pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015.

Menurut Menperin, Pemerintah telah merespon kebutuhan pengusaha saat ini, yang terlihat dari paket kebijakan ekonomi tahap I – III. “Melalui kebijakan ekonomi tahap III yang telah dikeluarkan kemarin, itu salah satu solusi Pemerintah untuk dunia usaha dengan menurunkan biaya energi. Diharapkan pelaku industri tanah air mampu mempunyai daya saing yang kuat,” tuturnya.

Menperin mengakui, salah satu penyebab lemahnya daya saing industri nasional adalah tingginya biaya produksi dari beban biaya energi. Oleh karena itu, penurunan harga solar Rp 200 per liter akan berdampak positif kepada dunia usaha. Sebelumnya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar sebesar Rp 6.900 per liter.menjadi Rp 6.700 per liter.

“Memang selama ini dunia industri menginginkan punya daya saing yang kuat, makanya bagaimana agar salah satu cost produksi bisa bersaing dengan negara-negara tetangga,” paparnya sambil menambahkan pemerintah juga telah menurunkan harga gas industri, sebelumnya USD 9,3 per mmbtu menjadi USD 6 – 8 per mmbtu.

Selain itu, dalam paket kebijakan ekonomi tahap III, tarif listrik untuk pelanggan industri i3 dan i4 akan mengalami penurunan sebesar Rp12 – Rp13 per kWh mengikuti turunnya harga minyak bumi. Pemerintah juga memberikan penundaan pembayaran tagihan rekening listrik hingga 40 persen dari tagihan listrik 6 atau 10 bulan pertama, dan melunasi secara berangsur, khusus untuk industri padat karya serta industri berdaya saing lemah. (ril/sabar)

TAGS