222 Hektar Sawah di Garut Terancam Kekeringan

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

GARUT, (Tubas) – Masa kekeringan yang melanda wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Garut, membawa dampak buruk bagi para petani, terutama para petani yang menanam padi. Bagi mereka terasa sekali dampaknya, apalagi mulai memasuki kemarau sekarang ini, irigasi pengairan mulai menurun debit airnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut, Ir H. Tatang Hidayat, MP mengatakan, untuk mengantisipasi kemarau yang melanda Kabupaten Garut, pihaknya merasa terpancing untuk memberikan pendampingan dengan cara memberikan penyuluhan terhadap para petani, khususnya para petani yang menanam padi, apalagi di saat kemarau sekarang sekitar 222 hektar padi terancam kekeringan.

H. Tatang mengakui, tak bosan-bosannya memberikan penyuluhan terhadap para petani padi. Kalau lahan tanam tidak cukup untuk pengairannya (irigasinya), diimbau untuk mengganti tanaman padi dengan tanaman palawija. Sedangkan kalau pada irigasinya mengalami debit air menurun, para petani untuk bergilir mengairi lahan padinya.

Selain itu, H. Tatang mengharapkan Pemerintah Kabupaten Garut segera memperbaiki irigasi Cimaragas yang mengalami kerusakan (longsor bencana alam). Pasalnya, dengan keberadaan irigasi Cimaragas tersebut dapat mengairi pesawahan sebanyak 819 hektar. Andai kata terlambat, tegasnya lagi, maka akan menimpa para petani dan padinya tidak bisa terairi. (teguh)

CATEGORIES
TAGS