BI Tidak Konsisten Kendalikan Inflasi

Loading

151214-EKBIS-1

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Bank Indonesia (BI) tidak konsisten dengan upaya pengendalian inflasi pada tahun 2015 dan menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat sebagai respons terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kata Presiden Direktur Center for Banking Crisis, A. Deni Daruri.,

Akibatnya pada 10 Desember 2014 buruh melakukan demonstrasi besar-besaran untuk menaikkan upah minimum karena BI menaikkan tingkat suku bunga.”Kenaikan tingkat suku bunga oleh BI menambah high cost economy dan menggerus keuntungan usaha sehingga buruh merasa terancam kelangsungan pekerjaannya,” jelas A.Deni Daruri dlam keterangannya yang diterima tubasmedia.com Senin (15/12/2014).

Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 13 November 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate 7,50 persen, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing level 7,50 persen dan 5,75 persen. Namun, belum sampai satu minggu BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dan suku bunga lending facility sebesar 50 bps.

Menurut Deni dengan naiknya tingkat suku bunga maka biaya modal meningkat, biaya energi juga meningkat seperti BBM dan listrik yang pada gilirannya meningkatkan biaya transportasi dan konsumsi. Kenaikan tingkat suku bunga tidak mampu meredakan inflasi dan bahkan memukul daya beli buruh yang masih mengkredit kebutuhan pokoknya sehari-hari.

Kenaikan tingkat suku bunga, tambah Deni membuat rupiah pelemahan. Padahal pada triwulan III 2014, rupiah rata-rata melemah 1,2 persen ke level Rp 11.770 per dolar AS. Saat ini melemah di atas Rp 12 ribu per dolar AS dengan pelemahan rata-rata 2,01 persen ke level Rp 12.142 per dolar AS. (edi s)

CATEGORIES
TAGS