Catatan Akhir Tahun, Infrastruktur Memprihatinkan

Loading

Laporan: Redaksi

Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang P3DN, Fauzi Azis

Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang P3DN, Fauzi Azis

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Industrialisasi di Indonesia butuh sejumlah dukungan berupa kebijakan pemerintah yang bersifat affirmative. Kalau soal kebijakan industri sudah on the track, tinggal dukungan dari instansi pemerintah lainnya. Kalau dukungan itu sudah nyata, saya yakin pertumbuhan industri akan sangat menggembirakan.

Demikian Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang P3DN, Fauzi Azis dalam wawancara akhir tahun di ruang kerjanya, Rabu. Dukungan semua pihak, lanjutnya amat sangat menentukan keberhasilan pembangunan sektor industri di dalam negeri.

Salah satu dukungan yang sangat mendesak kata mantan Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) ini adalah infrastruktur yang dibagi dalam dua bagian. Pertama infrastruktur bersifat soft dan kedua hard.

Infrastrujtur shoft katanya adalah yang menyangkut pembiayaan, pelayanan publik dan insentif dan yang hard menyangkut jalan, listrik, gas dan sebagainya.

Fauzi menyebut, infrastruktur shoft teramat lemah di Indonesia jika dibanding dengan negara-negara tetangga lainnya seperti China, Korea, Jepang dan Inggris. Di negara-negara yang disebut di atas, semua kebijakan dirancang demi pertumbuhan sektor industri.

Tentang kebijakan pembiayaan atau pendanaan menurutnya belum sepenuhnya memihak kepada sektor industri. Demikian juga pelayanan publik serta pemberian insentif masih sangat jauh dari apa yang diharapkan.

Apalagi bicara tentang infrastruktur yang hard, masih sangat menyedihkan. Kondisi jalan di Indonesia umumnya belum mendukung pertumbuhan industri. Dia beri contoh kondisi jalanan di jalur Pantura. Kondisinya amat menyedihkan dan sangat mengancam keselamatan manusia pengguna jalan raya tersebut.

‘’Lobang-lobang di badan jalan itu menganga cukup dalam dan siap merenggut nyawa manusia. Tanpa terjadi tabrakan-pun pengendara sepeda motor bisa oleng dan jatuh karena masuk lobang yang kemudian disambar truk-truk raksasa dan meninggal dunia,’’ katanya.

Nah, menyaksikan kondisi infrastruktur sedemikian rupa, kata Fauzi, sulit rasanya mengatakan kalau sektor industri akan melaju kencang, kendati kebijakan untuk mendorong pertuimbuhan itu sudah sempuran.

Untuk itu menurut Fauzi Azis infrastruktur di Indonesia harus dilihat semua pihak sebagai hal yang sangat penting agar embrio industri nasional tumbuh sebagai kekuatan baru yang dapat tampil sebagai penghela perekonomian nasional.
Di bagian lain keterangannya disebut mesin pertumbuhan ekonomi nasional belum punya akar yang kuat karena masih didukung nontradeable. Seharusnya yang perlu diperkuat adalah kegiatan bisnis yang tradeable dan yang inilah yang bisa tampil sebagai lokomotif yang menghela perekonomian bangsa.

Memang diakui oleh Fauzi resiko investasi di sektor nontradeable sangat kecil dibanding yang tradeable atau sektor industri yang padat modal. Namun demikian lanjutnya tidak ada pilihan, kita semua harus mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tradeable.

Pemerintah harus menerbitkan kebijakan atau berani dan siap secara all-out melakukan action yang memihak tradeable. ‘’Keberpihakan dimaksud jangan dilihat sebagai keberpihakan negatif,’’ katanya.

Tapi lanjutnya, harus melihatnya secara positif sebab yang dimaksud berpihak adalah melengkapi semua kebutuhan investor yang mau menanamkan investasinya di Indonesia. ‘’Trade policy harus mengamankan kepentingan menuju proses industrialisasi,’’ tambahnya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS