IHSG Berpotensi Melemah Setelah 6 Kali Cetak Rekor

Loading

dibayangi-aksi-ambil-untung

JAKARTA, (tubasmedia.c0m) – Head of Research Ascend, Rowena Suryobroto mengatakan, IHSG diperkirakan melemah karena aksi profit taking setelah 6 hari berturut-turut mencatat rekor terbaru dan menjelang akhir pekan. DJIA flat negative -0.06% di 18,214.4. S&P500 melemah -0.15% ke 2,110.7. Nasdaq menguat +0.42% di 4,987.9. Bursa-bursa di Eropa menguat. DAX +1.04%; FTSE +0.21%; CAC40 +0.58%. Nikkei dibuka menguat +0.1%. Minyak WTI di Pasar Nymex melemah -4.97% ke US$ 48.2/ barel. Emas menguat +0.71% ke US$ 1,210.1/barel.

Wall Street ditutup mixed menyeimbangkan penurunan harga minyak yang signifikan, dengan data ekonomi yang juga mixed walaupun cenderung positif. “Harga minyak kembali turun setelah ada sumber Bloomberg yang mengatakan bahwa rumor sebelumnya tentang OPEC akan mengadakan rapat darurat karena penurunan harga minyak yang signifikan tidak benar,” ucap Rowena, Jumat (27/2/15). Sebelumnya harga minyak rebound karena diharapkan rapat darurat itu akan menghasilkan keputusan pengurangan produksi, keputusan yang tidak tercapai pada rapat rutin sebelumnya.

Data ekonomi AS mixed dengan meningkatnya pengangguran tapi pesanan barang-barang membaik. Data klaim pengangguran baru (initial claims) meningkat menjadi 313K dari sebelumnya 282K dan lebih besar daripada ekspektasi pasar; sementara pengangguran lama (continuing claims) turun dari tahun lalu dan seiring dengan ekspektasi pasar. Januari tercatat deflasi -0,7% sementara inflasi inti tercatat 0,2%. Pesanan barang-barang durable Januari naik 2,8%, jauh lebih tinggi daripada ekspektasi yang tercatat 1,7%.

Inflasi Jepang mereda di Januari selama 6 bulan berturut-turut, meningkatkan ekspektasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan memperluas stimulus untuk mencapai target harganya. Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 2,2% di Januari y-o-y, lebih rendah daripada perkiraan Reuters di 2,3% dan di bawah Desember, 2,5%.

Bila menyisihkan dampak dari kenaikan pajak penjualan, maka CPI hanya naik 0,2%. Inflasi inti juga naik 2,2%, tidak berubah dari bulan sebelumnya dan sesuai ekspektasi. BOJ telah merubah target CPInya dari sekitar 1,25% menjadi hanya 1,00% karena penurunan harga energy. “Pasar memperkirakan inflasi akan naik lagi di sekitar triwulan 3, dan kemungkinan besar BOJ akan menunggu sampai saat itu sebelum mengambil tindakan lanjutan,” tutup Rowena. (angga)

CATEGORIES
TAGS