Industri Petrokimia Nasional Terus Dikembangkan

Loading

23241013-industri-petrokimi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri petrokimia nasional, sebagai salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam mendukung kebutuhan industri lainnya, terutama industri manufaktur.  Selain itu, industri petrokimia menjadi tolok ukur bagi tingkat kemajuan suatu negara dan menjadi tulang punggung sebagian besar sektor industri di dunia. Begitu disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin pada seminar “Dampak Penurunan Harga Minyak Bumi Terhadap Industri Petrokimia 2015” di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (5/3/2015).

“Berdasarkan karakteristiknya, industri petrokimia dikategorikan sebagai jenis industri yang padat modal, padat teknologi, dan lahap energi, sehingga perlu adanya langkah strategis dalam pengembangan yang berkesinambungan,” katanya.  Dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa dan dukungan sumber daya alam sebagai bahan baku industri petrokimia, baik yang tidak terbarukan maupun terbarukan, Indonesia memiliki peluang sebagai pusat pengembangan industri petrokimia di lingkungan strategis ASEAN dan Asia.

Dikemukakan, kebijakan pengembangan industri petrokimia selama ini telah dilakukan dengan pendekatan klaster industri untuk mewujudkan integrasi rantai nilai secara vertikal dan horizontal industri hulu, intermediate, hilir, serta melibatkan pengguna akhir. Pada saat ini, terdapat 3 klaster industri petrokimia yang telah eksis, yaitu berbasis minyak bumi (crude oil) di Cilegon dan Balongan; berbasis gas bumi di Bontang, Kalimantan Timur; dan berbasis minyak bumi aromatik di Tuban, Jawa Timur.

Menurut Menperin, program hilirisasi merupakan bagian yang penting dalam penguatan struktur industri dalam rangka peningkatan daya saing dan penguatan kemandirian industri petrokimia. Beberapa program hilirisasi industri petrokimia telah diupayakan meliputi hilirisasi petrokimia berbasis minyak bumi, berbasis gas alam, berbasis batubara, dan berbasis biomassa. “Peningkatan daya saing industri juga dilakukan melalui optimalisasi perolehan nilai tambah dengan memanfaatkan bahan baku yang beragam dan terus dikembangkan,” kata Menperin. (ril/ender)

CATEGORIES
TAGS