Inspeksi Mendadak Pemimpin

Loading

Oleh: Enderson Tambunan

Ilustrasi

Ilustrasi

MENGEJUTKAN tatkala Menteri Perhubungan EE Mangindaan meninjau Terminal Bus Kalideres di Jakarta Barat, Senin (5/11/2012). Rasanya sudah cukup lama kita tidak mendengar berita peninjauan atau inspeksi mendadak, biasa disebut sidak, pejabat tinggi negara ke tempat-tempat pelayanan. Apalagi, yang disidak terminal bus rakyat. Biasanya kunjungan pejabat ke terminal dan atau stasiun kereta api pada saat berlangsungnya arus mudik.

Kunjungan Menhub ke terminal bus, yang melayani pemberangkatan angkutan umum ke wilayah barat, ke Provinsi Banten dan Pulau Sumatera, rasanya mengembuskan angin segar. Ia memeriksa berbagai rupa fasilitas terminal, seperti ruang tunggu, loket penjualan tiket, tempat sampah, hingga toilet. Sebelum ke terminal bus, kabarnya Menhub sudah mengunjungi Stasiun KA Manggarai di Jakarta Selatan dan Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara.

Begitulah, didampingi Kepala Terminal Kalideres Hengki Sitorus, Mangindaan mengelilingi terminal. Ia meminta diantarkan ke lokasi pembuangan sampah, ruang tunggu terminal, dan loket karcis. Bisa kita bayangkan, Menhub dengan cermat mengamati lokasi-lokasi yang dilihatnya dan mewawancarai calon penumpang. Bagaimana kesannya? Ruang tunggu penumpang terlalu sempit dan sumpek. Fasilitas lainnya, dinilai sudah bagus.

Oke benar peninjauan itu, apalagi yang dilirik fasilitas-fasilitas umum. Selama ini, kita rindu mendengar pejabat tinggi meninjau tempat-tempat pelayanan masyarakat. Kita rindu mendengar pemimpin tertawa lebar, karena puas atas kunjungannya. Kita rindu mendengar pemimpin gemas dan galau karena anak buahnya telat masuk kantor.

Pendek kata, sidak atau kunjungan tak resmi teramat penting dalam upaya meningkatkan kesiapan petugas di lapangan. Acara sidak sesungguhnya biasanya selalu heboh, karena yang ditemukan di lapangan masih “asli”, tak sempat dirapikan atau direkayasa, karena kedatangan pejabat.

Masih segar dalam ingatan ketika pada suatu pagi, hanya dua-tiga hari setelah dilantik, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi sidak ke kantor kelurahan dan kecamatan di wilayah Jakarta Pusat. Saat Gubernur Jokowi tiba di lokasi sidak, dia menemukan kenyataan, kantor instansi pemerintah itu, yang tugasnya melayani masyarakat, masih sepi. Padahal, sudah jam kerja dan jam pelayanan masyarakat.

Inspeksi mendadak atau kunjungan pejabat ke tempat-tempat pelayanan masyarakat pasti banyak manfaatnya. Sang pemimpin atau pejabat dapat mengetahui langsung apa yang terjadi di lapangan, bukan hanya menerima informasi dari tangan kedua atau ketiga, yang sering sudah beda dari kenyataan. Lagi pula, sidak itu akan menjadi shock therapy bagi yang dikunjungi agar selalu siap melaksanakan yang terbaik bagi rakyat. Sidak atau kunjungan adalah juga cara lain mengawasi, apakah sistem dan mekanisme berjalan baik atau tidak. Sidak adalah juga bentuk penghargaan bagi instansi yang dikunjungi, karena melaksanakan tugasnya dengan baik.

Maka, kita berharap, Menhub, Gubernur DKI, dan pimpinan lainnya sering-sering melakukan sidak agar aparat di lingkungan kepemimpinannya benar-benar selalu melaksanakan tugas dan mematuhi ketentuan, yang menjadi “payung hukum” bidangnya.

Tapi, kalau boleh kita sarankan, yang dilakukan hanyalah yang benar-benar inspeksi mendadak, jangan sampai yang sudah sempat dibocorkan. Sebab kalau acara kunjungan itu sudah bocor, maka lokasi sidak pun tidak asli lagi. Pimpinan kantor dan stafnya pasti sudah siap menunggu di meja masing-masing. Jangan-jangan jamuan pun sudah disiapkan.

Yang juga kita harapkan adalah agar hasil sidak ditindaklanjuti. Jangan dibiarkan “melayang-layang” dan kemudian jatuh ditelan bumi tanpa jejak. Tindaklanjutilah hasil sidak itu sesuai dengan porsi dan anggarannya. Kalau hasil sidak itu menyangkut kekurangan fasilitas, hendaknya segera dilengkapi. Kalau itu menyangkut penyimpangan aparat, hendaknya segera diluruskan. Dengan demikian, hasil sidak benar-benar dapat meningkatkan pelayanan secara konsisten dan berkesinambungan. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS