Jakarta Demam Kampanye Gubernur

Loading

Oleh: Anthon P.Sinaga

Ilustrasi

Ilustrasi

MENJELANG minggu-minggu terakhir bulan Juni hingga awal Juli nanti, Jakarta ditandai demam kampanye calon-calon pemimpin Jakarta. Untuk itulah situasi kota Jakarta perlu diwaspadai. Tidak kurang dari 40.801 personel gabungan Satpol PP DKI Jakarta sebanyak 30.444 orang, Kodam Jaya sebanyak 700 orang, dari Mabes Polri 10 orang, Satgas Polres-Polres sebanyak 5.909 orang dan 3.648 orang dari Satgas Polda Metro Jaya, akan mengamankan jalannya kampanye diseputar kota Jakarta. Secara resmi kampanye dilakukan mulai 24 Juni hingga 7 Juli nanti.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto mengatakan, persiapan dan rapat-rapat koordinasi telah dilakukan dengan instansi terkait, termasuk dengan KPU DKI, Panwaslu DKI serta para kandidat gubernur/wakil gubernur dan tim suksesnya.

Namun masalah-masalah rawan dalam kampanye adalah pengerahan massa yang tidak terkendali. Untuk itulah diperlukan kewaspadaan masyarakat, terutama pada saat para simpatisan satu calon menuju lokasi kampanye melewati kantong simpatisan calon lain, atau lokasi kampanye antar-calon yang berdekatan.

Sekalipun pihak keamanan telah menyerukan kepada para juru kampanye agar selalu mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan, serta menghindari hal-hal yang dapat mendiskreditkan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) dan menimbulkan antipati pihak lain, namun kebiasaan yang terjadi di lapangan mungkin tidak terkontrol.

Maklumlah, ada enam pasang calon yang saat ini bersaing keras untuk menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta. Hal inilah yang bisa menimbulkan kerawanan yang perlu diwaspadai. Mudah-mudahan tidak terjadi keributan, karena rakyatlah yang sengsara.

Peta Dukungan

Dalam jajak pendapat yang dilakukan salah satu media Ibukota, pasangan calon petahana (incumbent) Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli menduduki peta dukungan teratas. Disusul oleh pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama. Di bawahnya adalah dukungan terhadap pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J. Rachbini dan pasangan Faisal Basri-Biem Benjamin. Diperkirakan kontestan pendukung ketiga pasangan ini akan lebih banyak.

Dua pasangan lainnya, yakni Alex Noerdin –Nono Sampono dan pasangan Hendardji Soepandji- A Rizki Patria, berada pada dukungan paling sedikit. Namun, peta dukungan ini pada hari H nanti, masih bisa berubah, tergantung seberapa kuat masing-masing pasangan mampu menembus benteng penguasaan dukungan yang sudah dikuasai oleh pesaingnya.

Menurut jajak pendapat itu, pasangan Fauzi-Nachrowi mendapat dukungan paling banyak dari kalangan berpedidikan menengah ke bawah. Sedangkan pendukung tiga pasangan lainnya, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini dan Faisal Basri-Biem Benjamin banyak dari kalangan berpendidikan menengah ke atas. Apabila melihat jumlah pemilih di DKI Jakarta sekitar 7 juta, diperkirakan yang berpendidikan menengah ke bawah, jauh lebih banyak dibanding yang berpendidikan menengah ke atas.

Dua pasangan lainnya, yakni Alex Noerdin-Nono Sampono dan Hendardji Soepandji-A Rizki Patria secara proporsional mendapat dukungan hampir seimbang antar kalangan berpendidikan menengah ke bawah dan menengah ke atas.

Namun, melihat popularitas calon yang hampir merata, dan persaingan cukup ketat, ada kemungkinan pemilihan dilakukan dua kali putaran, karena tidak ada calon yang signifikan lebih menonjol dari yang lain. Tampaknya, keenam pasangan calon DKI 1, masing-masing punya kekurangan dan kelebihan. Kita tunggu sajalah hasil Pemilukada 11 Juli nanti. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS