Kapasitas Produksi Cokelat Naik

Loading

Laporan: Redaksi

Pencanangan kebangkitan industri kakao dan cokelat nasional

MENCANANGKAN - Menteri Perindustrian MS Hidayat mencanangkan kebangkitan industri kakao dan cokelat nasional yang disaksikan Wamen Perdagangan Mahendra Siregar, Dirjen Industri Agro Benny Wachjudi, Ketua AIKI Pieter Jasman serta Ketua APIKCI Sony Satari di Bandung, 24 Juni 2011. (tubas/sabar hutasoit)

BANDUNG, (Tubas) – Kapasitas produksi kakao/cokelat olahan dalam negeri akan tumbuh 29,7 persen atau menjadi 689.750 ton pada 2011 dari 531.675 ton tahun 2010 sebagai dampak positif dari ekspansi investasi dan penanaman investasi baru dari 14 industri pengolahan kakao dan cokelat di sejumlah daerah.

Hal ini dikatakan Menteri Perindustrian MS Hidayat pada pencanangan kebangkitan industri kakao dan cokelat nasional di Bandung, Jumat pekan silam. “Berbagai kebijakan sudah menampakkan hasil berupa investasi di industri pengolahan, khususnya setelah penerapan bea keluar (BK) untuk ekspor biji kakao,” katanya.

Menurutnya, pemerintah mendorong pengembangan industri hilir kakao melalui penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) atas komoditas pertanian primer, termasuk biji kakao. Dampaknya banyak industri pengolahan kakao/cokelat yang melakukan investasi. Di sisi lain, pemerintah juga mengenakan bea keluar (BK) yang tinggi untuk ekspor biji kakao.

“Untuk mendukung pemasaran, pemerintah juga melakukan negosiasi penurunan tarif bea masuk ekspor kakao/cokelat olahan di negara-negara tujuan ekspor,” katanya menambahkan beberapa industri yang sebelumnya dikatakan ‘mati suri’ akibat kekurangan pasokan bahan baku kakao, kini sudah bangkit kembali. Bahkan, beberapa industri sedang dan telah melakukan ekspansi.

Sejumlah industri yang melakukan investasi baru terdiri dari enam perusahaan, yaitu PT Asia Cocoa Indonesia (Batam), PT Maju Bersama Cocoa Industries (Makassar), PT Kopi Jaya Cocoa (Makassar), PT Budidaya Kakao Lestari (Surabaya), PT Jaya Makmur Hasta (Tangerang), dan PT Unicom Kakao Makmur Sulawesi (Makassar).

Selain itu juga ada delapan industri pengolahan kakao/cokelat olahan yang ekspansi investasi, yaitu PT General Food Industries (Bandung), PT Bumi Tangerang Mesindotama (Tangerang), PT Cocoa Ventures Indonesia (Medan), PT Freyabadi Indotama (Karawang). Selanjutnya, PT Gandum Mas Kencana (Tangerang), PT Teja Sekawan Cocoa Industries (Surabaya), PT Kakao Mas Gemilang (Tangerang), dan PT Sekawan Karsa Mulia (Tangerang).

Sementara itu, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Benny Wachjudi mengatakan, total investasi 14 perusahaaan industri kakao dan cokelat mencapai sekitar 200 juta dolar AS. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS