Kekuatan Untuk Tumbuh Ada Dimana-Mana

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Fauzi Azis

Fauzi Azis

SEBAGAI bangsa yang telah mengenyam kemerdekaan selama 66 tahun, sumber kekuatan untuk tumbuh secara sosial, ekonomi dan budaya ada di mana-mana tersebar di seluruh tanah air. Normalnya seperti itu. Kalau tidak bisa tumbuh kekuatan tersebut pasti ada yang salah. Kesalahan bisa terjadi karena cacad bawaan,tetapi dapat pula disebabkan karena salah dalam prosesnya.

Ini yang banyak terjadi, yaitu salah karena prosesnya dan jika tidak diperbaiki dengan segera maka kesalahan itu bisa melumpuhkan segenap kekuatan yang kita miliki. Contoh yang paling mudah untuk kita temu dan kenali dalam keseharian, misalnya adalah kita mengekspor sumber daya alam dalam bentuk mentah, padahal sumber daya alam tersebut adalah sumber kekuatan untuk tumbuh bangsa ini secara ekonomi. Contoh lain lagi seorang insinyur elektro bekerja di bidang jasa keuangan, dilain pihak kita berniat untuk mengembangkan industri elektronika.

Meskipun kenyataan seperti itu debatible, tapi dari segi proses apapun alasannya hal tersebut merupakan sesuatu yang salah. Kesalahan lain yang bisa menyebabkan sumber kekuatan untuk tumbuh menjadi lumpuh adalah sikap dan perilaku kita sendiri yang gemar memaklumkan atau lebih ekstrim suka membiarkan atas proses yang menghasilkan kesalahan, sehingga sumber-sumber kekuatan yang hidup di tengah masyarakat dan berpotensi tumbuh menjadi lumpuh dan mati.

Layu sebelum berkembang, mati sebelum sempat menghirup udara segar. Kita tidak boleh bersikap demikian karena pasti kita akan mengalami kerugian, kemunduran dan kepunahan sebagai bangsa. Tentu premis ini harus kita tolak dan cara mengelola sumber-sumber kekuatan untuk tumbuhpun harus kita perbaiki kalau kita tidak mau menjadi bangsa yang merugi.

Kita boleh belajar dari bangsa dan negara lain untuk dapat menjadi bangsa dan negara yang berhasil membangun kekuatan dan bisa tumbuh. Yang tidak boleh adalah jika sumber-sumber kekuatan untuk tumbuh tersebut dieksplorasi dan dieksploitasi habis-habisan oleh bangsa dan negara lain, sementara kita semua hanya menjadi penonton dan gigit jari.

Menjadi penonton boleh-boleh saja, tapi kita menonton karena kita bangga dan senang bangsanya berprestasi dan bisa berprestasi karena kita berhasil mengelola kekuatan sehingga pada ujungnya kita dapat meraih kemenangan di mana-mana, di dalam negeri, di regional Asean dan global. Sebuah kekuatan bisa menjadi mesin pertumbuhan akan melahirkan rasa patriotisme dan semangat nasionalisme.

Tapi kalau sumber-sumber kekuatan untuk tumbuh tadi kita biarkan dikelola oleh bangsa dan negara lain, maka yang kemungkinan bisa terjadi adalah: pertama, secara meluas pasti akan terjadi kekecewaan di mana-mana karena mereka merasa dirugikan baik secara sosial, ekonomi dan budaya.

Kedua, eksistensi sebagai negara berdaulat akan terganggu karena sumber-sumber kekuatan kita untuk tumbuh tergadaikan. Kedua implikasi tersebut semuanya merugikan bagi bangsa ini dan pasti kita tidak suka kalau hal tersebut terjadi. Dan tindakan yang paling bijaksana adalah kita semua harus sepakat bahwa membangun sebuah kekuatan itu adalah sebuah kebutuhan dan menangkal berbagai potensi kerugian yang bisa menimpa bangsa ini harus bisa dicegah.

Sumber-sumber kekuatan untuk tumbuh harus bisa kita temu kenali dengan benar baik secara kuantitas maupun kualitas, baik yang berdimensi sosial, ekonomi dan budaya. Sekarang tiba waktunya bagi bangsa ini untuk berketatapan hati secara bulat sebagai komponen bangsa bahwa keberhasilan Seagame 2011 sebagai juara umum, apalagi kalau Indonesia dapat memenangkan final sepakbola, adalah dapat menjadi cermin nyata kalau sumber kekuatan dapat ditemukenali dengan baik dan benar serta dibina dan dikembangkan dengan tepat, maka yang kita raih adalah prestasi dan kemenangan.

Semangat kejuangan, patriotisme dan nasionalisme sontak bangkit tanpa komando dan semua itu tercipta karena pengakuan yang jujur dan tulus dari segenap anak bangsa terhadap prestasi yang dibangun dengan menempatkan sumber kekuatan sebagai pencetak prestasi untuk tumbuh digdaya sebagai kekuatan baru di Asean tidak hanya di bidang olahraga saja, tetapi juga di bidang yang lain, yakni ekonomi dan kebudayaan.

Kuncinya adalah keseriusan dan kesungguhan dan komitmen kita bersama kalau kita ingin menjadi bangsa yang kuat secara sosial, ekonomi dan kebudayaan. Ratusan tahun kita dijajah dan puluhan tahun kita sudah merdeka. Terlalu naif kalau hal tersebut terulang kembali dan terlalu bodoh rasanya bangsa ini kalau kita tidak pernah percaya diri bahwa dengan potensi yang ada kita bisa menjadi bangsa digdaya seperti China dan India.

Kehadiran bangsa asing di bumi pertiwi tidak dilarang, silahkan datang dan lakukan kerjasama secara sehat, adil dan saling mendatangkan manfaat bersama. Sekarangnya saat yang paling tepat bagi kita semua untuk membuat prestasi, membangun kekuatan, membuat legacy. Negara yang demokratis dengan sistem yang terdesentralisasi adalah sebuah insentif yang maha berharga dilihat dari prespektif setiap individu atau kelompok bagi pengembangan sikap kreatifitas dan semangat berinovasi dalam hal apapun.

Kreatifitas dan inovasi dalam berfikir dan bertindak adalah modal dasar untuk membangun sebuah kekuatan untuk tumbuh dalam kurun waktu yang relatif panjang. Karena itu, jangan sia-siakan kesempatan yang ada, sekarang waktunya untuk berbuat secara nyata untuk mengasah dan mengasuh potensi kekuatan yang kita miliki dan kemudian dikelola dengan baik dan bertanggung jawab untuk menghasilkan pertumbuhan yang kita harapkan.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS