Kemacetan Puncak Perlu Diatasi

Loading

Oleh: Anthon P.Sinaga

Ilustrasi

Ilustrasi

SETIAP akhir pekan, jalur lalu lintas wisata Puncak, Kabupaten Bogor, senantiasa macet. Mobil pribadi maupun angkutan umum terus merangkak, baik dari arah Jakarta, maupun dari arah Bandung. Sehingga, terpaksa dilakukan sistem buka-tutup satu arah oleh pihak Polisi Lalu Lintas, maupun pengalihan layanan angkutan umum bus besar harus lewat Sukabumi. Yang disebut terakhir ini, sebenarnya menjadi kendala yang tidak menguntungkan bagi daya tarik pariwisata. Padahal, bisnis inti kawasan Puncak adalah daerah tujuan wisata.

Para pelaku usaha di kawasan Puncak sudah lama mengeluhkan masalah kemacetan ini, dan berharap adanya solusi dari pihak pemerintah untuk bisa menjaga kawasan Puncak tetap menjadi daerah tujuan wisata yang menarik. Pemerintah perlu segera turun tangan, karena selain memberi lapangan kerja dan usaha serta penghasilan yang besar bagi penduduk, kawasan Puncak juga menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang cukup besar bagi Kabupaten Bogor maupun Kabupaten Cianjur, dari pajak hotel dan restoran.

Jumlah kendaraan cenderung terus bertambah, sementara fasilitas jalan relatif tetap, sehingga apabila tidak ada upaya untuk mengatasinya, maka pada satu waktu nanti kawasan Puncak akan macet total. Bila hal ini benar-benar terjadi, maka kerugian besar sudah di depan mata, dan untuk mengembalikan popularitas kawasan Puncak akan memakan waktu yang cukup lama. Sedangkan setelah pembukaan jalan tol Cikampek, Padalarang, Bandung saja, sudah amat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi kawasan Puncak. Hal inilah yang perlu diantisipasi sejak sekarang.

Seorang pemilik hotel dan restoran di Cisarua, Puncak, mengatakan, ia sudah 30 tahun berusaha di sana. Dulu, macetnya hanya kadang-kadang. Tapi sekarang macetnya setiap akhir pekan. Ia mencontohkan, dari pertigaan Gadog menuju restoran miliknya yang hanya berjarak sekitar 14 kilometer, pengunjung membutuhkan waktu 1,5 jam hingga 2 jam pada akhir pekan. Padahal sepuluh tahun yang lampau, jarak ini hanya ditempuh dalam waktu 30 menit hingga 45 menit dalam kondisi libur akhir pekan.

Keluhan yang sama juga disampaikan para pelaku usaha di daerah Cibulan sampai Cipanas. Katanya, tidak jarang karena kemacetan lalu lintas, bisa menunda atau bahkan membatalkan pemesanan. Sehingga, bisa menimbulkan ketidakpastian berusaha dan mempersempit lapangan kerja dan kegiatan usaha bagi penduduk sekitar.

Pelebaran Jalan

Untuk memperlancar arus kendaraan di kawasan Puncak, perlu ada upaya pemerintah untuk memperlebar jalan. Menurut para pelaku usaha di kawasan Puncak, coba pemerintah memperlebar jalan setidaknya 2 meter saja. Atau ada upaya lain secara bertahap untuk memperlancar arus lalu lintas, sehingga tidak perlu kendaraan dibatasi dengan sistem buka-tutup. Dampak buka-tutup itu amat berpengaruh terhadap pengaturan perjalanan wisata yang nyaman, karena sedikit banyak menimbulkan rasa kekesalan dan ketidakpastian.

Selain itu, sejak dulu sudah ada rencana merintis jalan baru dari arah Ciracas – Jonggol ke arah Cipanas-Pacet, Cianjur. Namun, hingga kini belum terealisasi dan akses yang ada masih terbengkalai. Apabila jalan baru seperti ini bisa dibangun, maka semakin banyak alternatif yang bisa dipilih ke kawasan Puncak.

Menurut Kepala Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Kabupaten Bogor, Soebiantoro, Pemerintah Kabupaten Bogor sedang berupaya mendorong pembangunan jalur Puncak II. Yakni dari daerah Sentul (Kabupaten Bogor) menuju Cipanas (Kabupaten Cianjur). Sehingga kendaraan yang menuju Puncak, bisa memilih alternatif Sentul-Cipanas, tanpa melewati Gadog-Cisarua atau sebaliknya.

Dengan banyaknya jalan alternatif, selain bisa mengurai kemacetan lalu lintas ke kawasan Pucak, bisa juga membuka kawasan-kawasan wisata baru dengan kesejukan-kesejukan wilayah yang relatif sama.

Kemacetan lalu lintas ke kawasan Puncak, amat terasa pada libur panjang mulai Hari Wafat Isa Almasih (Jumat Agung), Sabtu hingga hari Minggu yang lalu. Jumat (6/4) dan Sabtu (7/4) terjadi kemacetan dari Jagorawi ke arah Puncak, sedangkan hari Minggu (8/4) sebaliknya dari arah Puncak ke Jagorawi.

Seperti pada Minggu (8/4) kendaraan yang melaju dari Puncak ke arah Jakarta melalui pintu gerbang tol Ciawi, diprediksi mencapai 16.000 unit pada pukul 13.00 – 21.00 wib. Sementara hari biasa libur akhir pekan diprediksi hanya antara 10.000 sampai 14.000 unit kendaraan. Menurut penjaga tol, bila akhir pekan bersamaan dengan libur nasional, baik ke arah Puncak maupun ke arah Jakarta, ada kenaikan volume kendaraan sekitar 10 persen.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS