Keyakinan Konsumen Indonesia Tetap Tertinggi Se Asia Pasifik

Loading

130610_pasar-jepang

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Keyakinan Konsumen Indonesia dari ANZ-Roy Morgan tidak berubah di bulan Maret pada angka 154.1–3.5 poin lebih tinggi dari setahun yang lalu di bulan Maret 2014 (150.6), namun masih di bawah 156.2, yaitu rata-rata tahun 2014.

Walaupun keyakinan konsumen Indonesia dari ANZ-Roy Morgan secara keseluruhan tidak berubah, ada kenaikan keyakinan mengenai keadaan keuangan pribadi namun teroffset oleh turunnya pandangan masyarakat mengenai keadaan ekonomi Indonesia selama 12 bulan dan lima tahun ke depan.

ANZ Chief Economist South Asia, ASEAN & Pacific, Glenn Maguire mengatakan keyakinan masyarakat Indonesia mengenai situasi keuangan mereka di masa yang akan datang mendapatkan perangsang kecil dengan turunnya harga BBM dan penundaan kenaikan harga listrik yang sudah lama diantipasi.

Namun demikian, makin sedikit masyarakat Indonesia yang memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami ‘masa yang baik’ secara finansial dalam 12 bulan ke depan ataupun negara mengalami ‘masa yang baik’ secara ekonomi selama lima tahun ke depan.

“Tentunya, melemahnya rupiah ke level yang tidak pernah terjadi selama lebih dari satu dekade serta keadaan pasar keuangan yang kembali bergolak mungkin mengingatkan masyarakat akan masa-masa yang lebih rentan,” kata Glenn, Selasa (31/3/15).

Kini 43% (naik 3 poin persentase) dari masyarakat Indonesia menyatakan bahwa keuangan keluarga mereka kini ‘lebih baik’ dari setahun yang lalu dibandingkan 11% (turun 2ppt) yang menyatakan keuangan keluarga ‘lebih buruk’.

Tambah lagi, kini 71% masyarakat (naik 2ppt) memperkirakan bahwa keuangan keluarga akan ‘lebih baik’ di waktu yang sama di tahun depan dibandingkan hanya 4% (tidak berubah) yang memperkirakan keuangan keluarga akan ‘lebih buruk’.

“Keyakinan masyarakat Indonesia tetap sangat tinggi, secara absolut maupun relatif dibandingkan dengan negara-negara sekitarnya. Namun demikian, data bulan Maret menunjukkan bahwa peningkatan tajam pada keyakinan yang terjadi selaras dengan terpilihnya Presiden Jokowi serta pembaruan-pembaruan yang segera diperkenalkannya, kini mulai menurun. Selama kecepatan reformasi atau pembaruan melamban, maka keyakinan akan menurun,” papar Glenn.

Dalam hal ekonomi Indonesia kini 85% masyarakat (turun 3ppt) memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami ‘masa yang baik’ secara finansial selama jangka waktu 12 bulan ke depan dan 15% (naik 3ppt) memperkirakan ‘masa yang buruk’ secara finansial.

Tambah lagi, 91% masyarakat (turun 2ppt) memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami ‘masa yang baik’ secara ekonomi selama jangka waktu lima tahun ke depan (terendah untuk indikator ini sejak Mei 2014) dan hanya 8% (naik 1ppt) yang memperkirakan ‘masa yang buruk’ secara ekonomi.

58% masyarakat (naik 1ppt), menyatakan bahwa ‘sekarang adalah waktu yang baik untuk membeli’ peralatan rumah tangga utama, dibandingkan 39% (turun 2ppt) yang menyatakan ‘kini waktu yang buruk untuk membeli’ peralatan rumah tangga utama.

“Kami terus menilai pelonggaran yang berlanjut dari Bank Indonesia sebagai langkah yang bagus di dalam situasi dimana pertumbuhan berjalan di bawah potensi dan keyakinan konsumen melemah. Sejauh bahwa bergolaknya pasar keuangan mungkin mengkontribusi terhadap penurunan keyakinan, langkah yang lebih bijaksana bagi Bank Indonesia adalah menunggu sampai permulaan siklus kenaikan suku bunga dari Fed telah diserap dengan baik agar tidak mengundang pergolakan pasar keuangan yang tidak semestinya,” tutupnya. (angga)

CATEGORIES
TAGS