Kinerja Neraca Perdagangan Indonesia Membaik pada Desember 2014

Loading

neraca-perdagangan

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Bank Indonesia mencatat kinerja neraca perdagangan Indonesia (NPI) membaik pada Desember 2014. Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus US$ 0,19 miliar setelah pada bulan sebelumnya mengalami defisit US$ 0,42 miliar. Perbaikan kinerja tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan surplus nonmigas, di tengah defisit migas yang juga menyempit. Dengan perkembangan tersebut, kinerja neraca perdagangan keseluruhan 2014 mencatat perbaikan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs menjelaskan, surplus neraca perdagangan nonmigas Desember 2014 tercatat sebesar US$ 1,22 miliar, lebih tinggi dibandingkan surplus bulan sebelumnya sebesar US$ 0,94 miliar, akibat kenaikan ekspor nonmigas sebesar 6,6% (mtm) atau menjadi US$12,27 miliar.

“Kenaikan ekspor nonmigas terutama didominasi oleh ekspor produk manufaktur seperti perhiasan/permata, mesin/peralatan listrik, kendaraan dan bagiannya, serta mesin-mesin/pesawat mekanik,” kata Peter, Selasa (3/2/15).

Sementara itu, ekspor berbasis sumber daya alam yang meningkat adalah karet dan barang dari karet. Surplus neraca perdagangan nonmigas Desember 2014 tertahan oleh kenaikan impor nonmigas, terutama karena naiknya impor besi dan baja, serealia, kapas, serta barang dari besi dan baja.

Perbaikan kinerja neraca perdagangan Desember 2014 didukung juga oleh perbaikan neraca migas. Ekspor migas tumbuh 11,7% (mtm) atau menjadi sebesar US$ 2,35 miliar, didukung oleh kenaikan ekspor minyak mentah, hasil minyak, dan gas. Di sisi lain, impor migas turun 2,4% (mtm) atau menjadi sebesar US$ 3,39 miliar, yang disebabkan oleh turunnya impor gas dan hasil minyak.

Bank Indonesia memandang bahwa perkembangan neraca perdagangan sampai dengan Desember 2014 tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja transaksi berjalan triwulan IV-2014 dan keseluruhan 2014.

Bank Indonesia memperkirakan perbaikan kinerja neraca perdagangan ke depan akan didukung oleh peningkatan aktivitas ekspor seiring dengan perbaikan ekonomi global dan tren penurunan harga minyak dunia yang dapat mendorong berkurangnya tekanan pada defisit neraca migas.

“Bank Indonesia akan terus mencermati risiko global dan domestik yang dapat mempengaruhi prospek defisit transaksi berjalan dan ketahanan eksternal,” tutup Peter. (angga)

CATEGORIES
TAGS