Kota Tasikmalaya Berusia 900 Tahun

Loading

Laporan: Redaksi

Kabupaten Tasikmalaya

Kabupaten Tasikmalaya

TASIKLAMAYA, (Tubas) – Kabupaten Tasikmalaya terbentuk di bumi pertiwi sejak abad ke-7 hingga abad ke-12. Saat itu masih bersifat kabataraan dengan pusat pemerintahan di Galunggung. Hal itu, tertera pada prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di kaki Gunung Galunggung.

Hari jadi Tasikmalaya pada 21 Agustus tahun 1111 Masehi, tepatnya pada 21 Agustus 2011 telah berusia 900 tahun, usia yang cukup tua dan bermakna dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Sekitar tahun 1641, lahir pemerintahan yang diperintah seorang bupati, dengan pusat pemerintahan di Kabupaten Sukapura yang sekarang dikenal sebagai Kecamatan Sukaraja. Bupati Ki Ngabehi Wirawangsa yang lebih populer dengan sebutan Wiradana satu.

Dalam sejarah, menurut sesepuh (tokoh) masyarakat Tasikmalaya H. Djadja W, uniknya nama Tasikmalaya sendiri baru muncul sekitar tahun 1908 dari Kabupaten Sukapura menjadi Kabupaten Tasikmalaya, ketika dijabat oleh Bupati R.A.A Wiratuningrat. Pada usia ke-900 tahun, Tasikmalaya ternyata sudah dipimpin oleh 16 bupati, yang bermula sejak tahun 1944 sampai dengan sekarang (21 Agustus 2011).

Para Inohong yang sudah memimpin Tasikmalaya itu, RTA. Sunarya 1944-1947, RT. Wiradiputra 1947-1948, R. Abas Wiraga Somanteri 1948-1951, R. Priatna Kusuma 1951-1957, Ipung Gandapraja 1957-1958, R Memed Supatadireja 1958-1966, Husen Wangsaatmadja 1966-1974, Drs. Kartiwa Surya Saputra 1974-1976, A. Bunyamin 1976-1981, H. Hudly Bambang Aruman 1981-1986, H. Adang Roosman SH 1986-1991, Adang Roosman SH 1991-1996, Suljanah Wira Hadisubrata 1996-2001, Drs. Tatang FH M.Pd 2001-2006, Drs. H. Tatang FH, M.Pd 2006-2011, H. Uu Ruzhanul Ulum, SE masa jabatan sekarang (2011-2016).

Para Bupati yang memimpin Tasikmalaya pada tahun 50-an, ternyata dalam melaksanakan pemerintahannya, minim prestasi dan tidak diperhitungkan di kancah nasional. Pasalnya, daerah ini diklasifikasikan sebagai daerah tidak berprestasi, malah saat itu, Tasikmalaya lebih dikenal sebagai sarang gerombolan DI/TII, jelas Djadja.

Tasikmalaya mulai diperhitungkan di tingkat nasional, setelah daerah ini menjadi basis tentara Belanda dan tentara Jepang, saat itulah Tasikmalaya diperhitungankan oleh pemerintah Indonesia. Setelah pemerintahan Bung Karno (Orla) diambil alih oleh Orde Baru (Orba), nama Tasikmalaya makin dikenal karena memfokuskan diri menjadi daerah sentra kerajinan rakyat.

Sejarah Tasikmalaya diawali dengan tiga jaman kebupatian. Pertama, jaman Sukapura di Sukaraja. Kedua, jaman Sukapura di Manonjaya. Ketiga, jaman Sukapura di Tasikmalaya yang dipimpin para dalem keturunan Sukapura. Setiap tahun, pada bulan Agustus, masyarakat Tasikmalaya selain memperingati HUT RI, juga memeriahkan hari jadi Tasikmalaya pada setiap 21 Agustus. Pada Agustus 2011, masyarakat Tasikmalaya atau Tatar Sukapura, selain memperingati HUT RI ke-66 juga memeriahkan Hari Jadinya yang ke-900.

Bupati Tasikmalaya, H. Uu Ruzhanul Ulum, SE menanggapi makna sejarah memperingati Hari Jadi Tasikmalaya ke-900 mengharapkan setiap kejadian hendaklah dapat dijadikan wahana mawas diri dan evaluasi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan pemimpin pendahulu Tasikmalaya. “Berbagai prestasi yang telah diraih, pada hakikatnya merupakan hasil kerja bersama dalam suasana silih asah, silih asih, silih asuh, silih aping dan silih geuing,” kata Uu.

Pada bulan Agustus dan bertepatan bulan Ramadan ini, merupakan suatu momentum yang tepat bagi masyarakat Tatar Sukapura untuk mengenang kembali perjalanan sejarah, sejak zaman Revolusi Fisik merebut kemerdekaan, bahkan sejak adanya sistem pemerintahan di Tasikmalaya pada tahun 1111 Masehi.

Dengan peringatan Hari Jadi Tasikmalaya ke-900 dan HUT RI ke 66 tahun 2011, sebagai anak bangsa marilah kita berhenti sejenak untuk merenung, introspeksi diri apa yang telah kita berikan dan baktikan kepada negara, pinta kata Uu. (hakri miko)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS