Medan – Bandara Kuala Namu Rp 10.000

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

MEDAN, (TubasMedia.Com) – Perusahaan Umum Damri memberlakukan tarif bus trayek Medan-Bandara Internasional Kuala Namu atau Kuala Namu International Airport (KNIA) rata-rata Rp10.000 dan Rp15.000 per orang. Keterangan yang dihimpun dari Perum Damri Sumut, di Medan kemarin, BUMN itu memberlakukan dua tarif berbeda untuk trayek Medan-KNIA pergi pulang.

Tarif Rp15.000 ditetapkan bagi setiap penumpang Damri trayek Medan-KNIA yang naik dan turun di sekitar pusat perbelanjaan Carrefour Jalan Gatot Subroto Medan dan Rp10.000 di Terminal Terpadu Amplas Medan.

General Manager Perum Damri Sumut Basri Mubin, saat melakukan audiensi dengan Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi, di Medan, memaparkan, pihaknya untuk tahap awal mengoperasikan 20 unit armada bus Damri untuk melayani trayek Medan-KNIA pergi pulang.

Setiap unit bus yang dioperasikan dilengkapi fasilitas toilet, AC, wifi dan 32 kursi penumpang dan diakui, jumlah armada bus yang dioperasikan Perum Damri melayani trayek Medan-KNIA minimal sebanyak 25 unit.

“Untuk memenuhi kebutuhan penumpang, bus yang harus stand by di tempat idealnya saat ini sebanyak 25 unit,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi minta Perum Damri yang menangani moda transportasi menuju KNIA agar memberikan kenyamanan dan pelayanan terbaik kepada penumpang.

Wagub Sumut juga minta pihak Perum Damri berkoordinasi dengan TNI-AU terkait rencana penggunaan sebagian lahan eks Bandara Polonia Medan untuk menjadi terminal Damri tujuan KNIA.

Sementara itu tarif angkutan kereta api (KA) dari stasiun di Medan menuju KNIA sebesar Rp 80.000 setiap orang, dinilai terlalu mahal. Tarif angkutan itu tidak membantu masyarakat, utamanya saat menggunakan jasa penerbangan melalui KNIA.

“Masyarakat pengguna jasa penerbangan lewat KNIA itu bukan secara keseluruhan dari kalangan menengah maupun pebisnis. Namun, kalangan ekonomi ke bawah masih banyak yang menggunakan jasa penerbangan itu. Masyarakat kecil menggunakan itu karena urusan penting,” ujar seorang warga Medan.

Masyarakat mengharap, pemerintah dan badan usaha yang mengelola tarif angkutan tersebut, tidak melakukan komersialisasi. Pasalnya, kehadiran KNIA yang seharusnya dapat menjadi kebanggaan dan menambah lapangan pekerjaan, nantinya justru menambah masalah baru bagi masyarakat ke depannya.

“Bila ada 4 orang yang satu keluarga menumpang kereta menuju KNIA, maupun sebaliknya menuju Stasiun KA di Medan, besaran uang yang dikeluarkan Rp 320.000. Ini tidak sebanding dengan nilai uang yang dikeluarkan masyarakat menumpang taksi yang dikelola swasta. Masa angkutan yang dikelola swasta lebih murah,” kata para warga. (tim)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS