Membangunan Pasar Tradisional Untuk Penguatan Ekonomi Rakyat, Tetapi Juga Pembangunan Sdm

Loading

1

KEBUMEN, (tubasmedia.com)  Kementrian Perdagangan RI akan membangun Pasar Rakyat sebanyak 1000 pasar tahun 2015. Pembangunan pasar tersebut akan didanai dari anggaran APBN dan  APBN P. Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Perdagangan  Dalam Negeri  Srie Agustina , saat meresmikan Pasar Sruni , di Pendopo Bupati Kebumen, (25/5/2015) yang dilanjutkan dengan kunjunganke lokasi Pasar Sruni di Desa Sruni, Kecamatan Alian.

Acara peresmian yang ditandai dengan penendatangan prasasti tersebut, juga dihadiri  Bupati Kebumen H Buyar Winarso,SE , Dinas Perdagangan Provinsi Jateng,  Anggota Forkompinda Pemkab Kebumen,  Sekda Kebumen H Adi Pandoyo, SH,M. Si , Pimpinan BRI Cabang Kebumen, para pedagang  serta para pelajar  peserta sosialisasi Aku Cinta Produk dalam negeri. Dalam kesempatan tersebut juga  dilakuakn penyerahan secara simbolik sertifikat izin hunian kios oleh Dirjen  Perdagangan  Dalam Negeri Srie Agustina, serta  penyerahan  KUR  dan KUPEDES  oleh Direktur Utama BRI. Serta  dilanjutkan dengan  Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri yang diikuti oleh para pelajar di kebumen.

Direktur Jenderal Perdagangan  Dalam Negeri  Srie Agustina mengatakan  ada 3 tugas besar  Dirjen perdagangan yang harus dilaksanakan yakni  meningkatkan eksport,   penguatan pasar rakyat  serta membangun pasar tradisional . Tentunya tidak hanya membanguan pasar secara fisik, tetapi juga pembangunan  Sumber daya manusia  yang  terlibat di dalamnya.

Selain revitalisasi pasar secara fsik seperti pembangunan fisk 1000 pasar, juga  revitalisasi ekonomi dan revitalisasi sosial budaya.  Revitalisasi ekonomi , diantaranya  dengan memberikan kemudahan akses para  pedagang untuk berhubungan perbankan.  Misalnya pedagang bisa mendapatkan pinjaman tanpa agunan.  Sedangkan revitalisasi sosial budaya adalah  dengan dimasukannya aktifitas sosil budaya  dalam pengelolaan manajeman pasar. Seperti dengan menggelar   lomba  menata dagangan dengan baik, memdesain kios, cara melayani pembeli dengan baik.”  Bahkan mulai tahun 2015, akan diterapkan Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) terhadap pasar rakyat,  di mana ada  44 kriteria yang harus dipenuhi sebagai pasar rakyat berhak mendapatkan sertifikat SNI ” ungkap Agustina.

Sementara Bupati Kebumen H Buyar Winarso,SE  dalam sambutannya  mengatakan pembangunan pasar tradisional di Kabupaten Kebumen, termasuk Pasar Sruni, dilatarbelakangi bahwa pasar sebagai pusat perniagaan bagi masyarakat, memiliki peranan yang sangat penting bagi pergerakan roda perekonomian.  Untuk itu perlu  upaya penataan pasar-pasar tradisional, termasuk Pasar Sruni.

Apalagi kondisi pasar tradisional yang kumuh, becek serla gelap, kios dan los sudah banyak yang rusak, atap yang bocor, belum lagi tata letak pedagang yang tidak teratur sesuai jenis dagangan.  Tentu kondisi tersebut sangat mempengaruhi daya saing, “Saya berharap, keberadaan Pasar Sruni dapat membawa manfaat yang optimal bagi para pedagang, pembeli maupun masyarakat sekitar, yang pada akhirnya  akan  meningkatkan taraf perekonomian serta kesejahteraan masyarakat ” ungkap Bupati .

Delapan Milyar

Kepala Dinas Perindagsara H AAzam Fatoni,SH,M.Si  mengatakan Desa Sruni Kec. Kebumen, dibangun di atas lahan seluas 3.411 meter persegi. Fasilitas yang dibangun antara lain kios, los, kamar mandi/wc, CCTV, musholla, tempat pembuangan sampah, drainase serta sanitasi.. Dengan biaya sebesar   Rp. 8.000.000.000,- yang bersumber dari APBN.

Sebelum dibangun  jumlah kios di Pasar Sruni sebanyak 86 buah, los sebanyak 22 lajur dibagi menjadi 638 petak, jumlah pedagang sebanyak 724 orang, dengan jumlah omzet rata-rata per bulan sebesar Rp. 1.978.000.000. Sedangkan setelah dibangun  terdap[at peningkatan  yakni,  jumlah kios menjadi 90 buah, los menjadi 27 lajur dibagi menjadi 667 petak, jumlah pedagang menjadi 757 orang, dengan jumlah omzet rata-rata per bulan menjadi Rp. 2.198.216.000.

Untuk menciptakan pasar yang ideal, Pemerintah Kabupaten Kebumen telah membangun 16 pasar tradisional. Pada Tahun 2011, telah dibangun 3 pasar tradisional yaitu: Pasar Krakal, Pasar Ambal dan Pasar Ayah,  Tahun 2012, telah dibangun 5 pasar tradisional yaituPasar Tumenggungan, Pasar Prembun, Pasar Jatisari, Pasar Tlogopragoto serta Pasar Karanganyar, Tahun 2013, telah dibangun 2 pasar tradisional yaitu Pasar Kutowinangun dan Pasar Petanahan  serta  pada  tahun 2014, dibangun 6 pasar tradisional, yaitu  Pasar Sruni, Pasar Rowokele, Pasar Banyumudal, Pasar Candirenggo, Pasar Hewan Karanganyar, serta Pasar Karanggayam. (ahmad)

CATEGORIES
TAGS