Meningkat, Angka Kematian Ibu dan Bayi

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

PROBOLINGGO, (Tubas) – Angka kematian bayi pada ibu melahirkan selama ini menjadi momok yang menakutkan. Apalagi masalah itu sebagian besar disebabkan ibu hamil yang tidak melakukan persalinan di rumah sakit melainkan pada dukun bayi yang notabene minim ilmu medis.

Hal itu terungkap dalam kegiatan pembinaan dukun bayi yang digelar Tim Penggerak PKK Kota Probolinggo bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, RSU Dr. Moch. Saleh, Puskesmas se-Kota Probolinggo yang diikuti oleh para dukun bayi pada Jumat (29/7) lalu. Rukmini, ketua TP PKK Kota Probolinggo mengatakan, “Dukun bayi diharapkan bisa menjadi partner bidan, bukan sebagai penolong atas kelahiran pada ibu hamil. Saat ini dukun bayi kita anggap sebagai mitra,” tuturnya.

Dukun bayi, menurut Rukmini, harus mengenal tanda risiko ibu hamil dan empat faktor keterlambatan penanganan ibu hamil yang menjadi penyebab kematian ibu dan bayi. Empat faktor itu adalah terlambat menentukan diagnosa (mendeteksi faktor risiko), terlambat merujuk atau mengirim ibu hamil ke fasilitas kesehatan, terlambat mendapat transportasi dan terlambat mendapatkan pertolongan yang lebih memadai terkait tenaga kesehatan dan tempat pelayanan, kata Rukmini.

Rukmini juga mengimbau apabila dukun bayi menemukan ibu hamil diharapkan untuk segera memberikan saran, seperti mengimbau agar ibu hamil memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan minimal 4 kali selama hamil.

Kemudian mengimbau ibu hamil untuk bersalin kepada petugas kesehatan, dan menganjurkan ikut KB setelah melahirkan. Selain itu, dukun-dukun bayi diharapkan bisa memberikan motivasi bagi ibu hamil.

Karenanya, perlu dicari sebuah strategi yang dapat membuat kerja sama yang saling menguntungkan antara bidan dan dukun bayi. Dengan harapan pertolongan persalinan akan berpindah dari dukun bayi ke bidan.

Menurut data yang dihimpun TP PKK selama ini, terjadi kenaikan angka kematian bayi, terutama jika dilihat dari tahun 2009. Saat itu angka kematian ibu 4 orang dan kematian bayi 43 orang. Fakta itu bertambah pada tahun 2010, sekitar 6 ibu hamil meninggal dunia, sedangkan bayi yang meninggal mencapai 76 orang.

Sementara tahun 2011, sampai bulan Juni saja ada sekitar 6 orang ibu dan 23 bayi yang meninggal. Data tersebut diperkuat dengan penanganan ibu hamil yang dilakukan dukun bayi selama ini. Tahun 2009 sekitar 100 orang ditangani dukun bayi, tahun 2010 terjadi penurunan menjadi 71 orang saja. Dan tahun 2011 sampai bulan Juni sekitar 14 orang yang persalinannya ditangani dukun bayi.

Angka tersebut paling banyak terjadi di Kecamatan Wonoasih (6 orang), disusul Kecamatan Kademangan (4 orang), Kecamatan Kanigaran (2 orang), dan Kecamatan Mayangan dan Kedopok (masing-masing 1 orang). (singgih)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS