Merindukan Indonesia Tumbuh Kuat dan Indah

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

KEHIDUPAN selalu mendambakan adanya sebuah energi positif, kekuatan dan tidak hanya itu, secara estetika juga mendambakan adanya unsur-unsur keindahan di dalamnya. Dalam spektrumnya yang lebih luas, konsep kehidupan yang menjadi dambaan kita semua adalah pasti hidup yang bisa saling menopang, bukan untuk saling menang-menangan.

Secara kodrat manusia diturunkan di muka bumi tidak dimaksudkan untuk bisa hidup dalam kesendirian, tetapi ditakdirkan sebagai manusia yang harus bisa hidup berkeluarga dan bermasyarakat untuk saling menopang, bahu membahu untuk kepentingan bersama yang lebih besar.

Karena itu, ketika menengok kembali ke kalender, ternyata negeri ini usianya hampir 70 tahun mengenyam kemerdekaan dan kebebasan. Sudah sepuh umur negeri ini, sehingga tidak pantas dibebani dengan berbagai masalah yang pada akhirnya tidak berhasil menopang untuk menjadikan bangsa dan negara menjadi kuat, rukun, damai dan indah dipandang dari sudut pandang manapun.

Rumpun pohon bangsa ini harus dipupuk, dirawat dan harus dikelola dengan tata kelola yang baik agar akarnya kuat bisa menopang dahan dan ranting sehingga bisa tumbuh berkembang sebagai family tree yang sehat, kuat, subur dan bermanfaat bagi kehidupan bersama. Sayangnya family tree bangsa ini meranggas pada kondisi di mana umurnya sudah makin menua.

Di satu pihak sepertinya menghendaki family tree bangsa ini menjadi kuat agar mampu menjadi bangsa yang maju, mandiri dan bermartabat dan bisa ikut mewujudkan perdamaian yang abadi di dunia, namun pada sisi lain sepertinya ada yang lebih suka atau acuh dengan membiarkan family tree bangsa ini meranggas dan membiarkan lingkungan hidup kebangasaan ini kumuh dan tidak menyehatkan dewasa ini.

Penuh kepalsuan pikiran dan tindakannya yang terkesan seakan sedang bekerja untuk menyuburkan dan menyehatkan family tree bangsa ini, tetapi sejatinya sedang bekerja menggadaikan family tree bangsa kepada bangsa lain yang menurut pandangan para CEO, para kepala divisi dan para manajer lebih baik sumber penghidupan di negeri ini jika dieksplorasi pihak asing.

Mereka dinilai lebih berduit, lebih hebat sehingga dianggap lebih mampu mengelola sumber daya ekonomi yang merupakan aset milik bangsa. Padahal bangsa ini kaya raya, mampu membuat APBN ribuan triliun rupiah, tetapi anggaran itu juga dibuat mranggas karena dikorupsi.

Para CEO, para kepala divisi dan para manajer yang kita percaya merawat Inonesia, asik hangki pengky merawat rente, dan sambil membiarkan family tree bangsa ini tetap mranggas. Hal yang demikian tidak boleh dibiarkan karena akan berdampak negeri ini menjadi gersang, masyarakatnya menjadi terlatih hidup dalam lingkungan kebangsaan yang kumuh, miskin tata nilai, mudah diadu domba, gampang marah, mengamuk dan merusak karena terdampak oleh virus pragmitisme transaksional.

Family tree bangsanya menjadi rapuh yang akhirnya bisa tumbang karena dibiarkan meranggas. Dampak kekumuhan dan miskin tata nilai telah menimbulkan kondisi paling buruk yang sepertinya bangsa ini menjadi sulit bersatu, padahal kita mempunyai sistem tata nilai dalam Pancasila yang menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan.

Pertanyaannya sangat klasik, bisakah family tree bangsa ini disuburkan kembali agar kita berhasil mewujudkan Indonesia yang bersatu, adil dan makmur. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS