Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

INILAH harapan bangsa Indonesia pascapileg dan pilpres 2014 nanti, yakni mewujudkan program nasional sebagai bangsa yang berdaya saing. Sayangnya program ini hingga kini hanya berputar-putar di ruang opini dan perdebatan publik. Banyak data yang memberikan indikasi Indonesia saat ini memiliki masalah dalam aspek daya saing, sehingga meskipun pertumbuhan ekonomi setiap tahun terjadi, namun dari sisi input, pertumbuhan ekonomi itu terpaksa dibayar dengan harga yang relatif tinggi.

Bukti yang paling nyata adalah dalam sepuluh tahun lebih sektor riil tidak berhasil tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Contoh, sektor pertanian tiap tahun rata-rata hanya tumbuh antara 3-4% per tahun. Sektor pertambangan dan bahan galian hanya tumbuh rata-rata antara 1,5-2%/tahun. Industri pengolahan non-migas hanya bergerak di antara 5-6%/tahun. Secara makro, sektor jasa-jasa bisa tumbuh lebih tinggi, rata-rata 8-9% per tahun.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga selalu menjadi leading sector dalam kontribusinya terhadap PDB nasional, yang tiap tahun menyumbang rata-rata sekitar 54%, sumbangan investasi fisik hanya pada kisaran 30% per tahun, dan sektor ekspor hanya menyumbang sekitar 25%/tahun. Rakyat disuguhi dengan kesibukan para elite politik yang sedang berebut kekuasaan. Apa yang akan dikerjakan setelah nanti mereka menjadi penguasa, kita tidak tahu. Apakah mereka akan sungguh-sungguh bekerja untuk membenahi negeri ini, yang dari sudut pandang ekonomi daya saingnya rentan?

Kita hanya bisa menunggu dan berharap dengan harap-harap cemas. Kita lihat saja nanti apakah mereka akan mampu mengubah Indonesia menjadi bangsa yang bersaing, atau tetap saja berada dalam posisi “di persimpangan jalan”, karena kerja elite politik hanya berputar di pusaran kekuasaan yang orientasinya pragmatis dan transaksional. Cita-cita untuk bisa menjadi bangsa yang dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia hanya akan terjadi jika bangsa kita memilki kekuatan daya saing tinggi.

Inilah yang kita harapkan setelah nanti terjadi pergantian rezim.Dari segi ekonomi, tantangannya hanya satu faktor,yaitu membangun ekonomi bangsa yang mampu bersaing dalam satu sistem ekonomi yang bersifat terbuka. Kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia akan bisa diraih bilamana kita mampu menjadi bangsa yang berdaya saing tinggi di berbagai bidang kehidupan.

Nasionalisme dan patriotisme yang selama ini sering digaungkan kembali setelah bangsa ini “kedodoran” hidup dalam era globalisasi, tidak menyebabkan terjadi sikap kontraproduktif yang kemudian mengambil sikap protektif yang berlebihan. Nasionalisme dan patriotisme tetap kita perlukan, namun semangat ini harus didaratkan ke arah yang lebih membumi, yaitu untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

Negara Berdaulat

Daya saing adalah sesuatu yang bersifat universal dan negara mana pun pasti akan membutuhkannya untuk membangun jati diri sebagai sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Ketahanan bangsa secara menyeluruh hanya akan ada bila bangsa kita berhasil membangun daya saingnya. Stabilitas politik kita perlukan untuk membangun konsolidasi politik kebangsaan yang sangat kita harapkan menjadi pengantar yang efektif agar bangsa dan negara ini berhasil melakukan rekonstruksi kembali tatanan kebijakan dan programnya untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

Langkah ini harus dilakukan, karena kita sudah sepakati bahwa daya saing adalah kebutuhan yang harus dipenuhi, kalau bangsa ini ingin menjadi digdaya di kawasan regional maupun global. Komitmen politik kebangsaan seperti ini harus diambil oleh rezim pemerintah yang akan datang dan didukung oleh legislatif yang lebih berkualitas.

Ada lima isu pokok yang harus digarap oleh rezim mendatang dengan kebijakan dan program yang tepat untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang berdaya saing. Kelima isu pokok tersebut, pertama, membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Kedua, memperkuat sistem perekonomian nasional yang berbasis pada keunggulan di setiap willayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun sistem keterkaitan yang kuat dan efisien antara sistem produksi , distribusi, dan sistem pelayanan.

Ketiga, meningkatkan penguasaan, pemanfatan, dan penciptaan pengetahuan. Keempat, membangun infrastruktur dengan tingkat konektivitas yang efisien. Kelima, melakukan reformasi di bidang hukum/regulasi nasional/daerah, dan reformasi birokrasi.

Inilah yang rakyat titipkan kepada para pemimpin Indonesia ke depan setelah terjadi pergantian rezim. Daya saing merupakan kunci untuk menjadikan Indonesia lebih siap dan mampu menjawab tantangan global, sehingga mampu memanfaatkan peluang. Efisiensi, modernisasi, dan penciptaan nilai tambah di dalam negeri harus menjadi komitmen politik kebangsaan yang terkonsolidasi demi tercapainya cita-cita luhur kebangsaan kita, yaitu, kemajuan, kemandirian, dan kemakmuran bangsa. ***

CATEGORIES
TAGS