Negara-negara Pasifik Berpandangan Indonesia Pintu Asia

Loading

index

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi, melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa menlu negara sahabat di sela-sela pertemuan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015. Tujuan pertemuan, membahas peningkatan kerja sama bilateral khususnya di bidang ekonomi dan pembangunan.

Pada hari pertama pertemuan KAA, Senin (20/4/2015), Menlu RI melakukan pertemuan bilateral dengan menlu tujuh negara sahabat. Dalam pertemuan itu, Menlu Salomon Islands, Milner Tozaka; Menlu Fiji, Ratu Inoke Kubuabola, dan Menlu Vanuatu, Sato Kilman, menyampaikan pandangan negara-negara Pasifik yang menganggap Indonesia sebagai pintu negara-negara Asia.

Laman Kemenlu memberitakan, Menlu RI menyatakan kembali komitmen Indonesia untuk meningkatan kerja sama teknis dan capacity building dengan negara-negara Pasifik di bidang prioritas, seperti, manajemen pariwisata, pertanian, dan penanggulangan bencana. Menlu RI juga menyambut baik rencana pembukaan perwakilan diplomatik Vanuatu di Indonesia, yang akan meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara.

Pertemuan Menlu RI dengan Menlu Afsel, Maite Nkoana- Mashabane ditujukan untuk membahas lebih detail persiapan substansi KAA 2015, mengingat kedua negara adalah ketua bersama pertemuan KAA. Kedua Menlu juga berdiskusi mengenai Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC), yang akan menjadi batu pijakan kerja sama bilateral kedua negara. JCBC direncanakan ditandatangani oleh Kedua menlu pada kesempatan pertama.

Selain itu, Indonesia dan Afrika Selatan, selaku ketua dan wakil ketua Indian Ocean Rim Association (IORA), periode 2015-2016, berkomitmen untuk bekerja sama agar IORA dapat menghasilkan kerja sama konkret bagi penguatan kesejahteraan negara-negara di Asia Tenggara.

Dilaporkan, pada pertemuan dengan Menlu Papua New Guinea, Rimbink Pato, Menlu RI menyambut baik berbagai upaya penguatan kerja sama ekonomi melalui pengelolaan perbatasan dan kerja sama peningkatan kapasitas.

Kedua negara akan menyelenggarakan Joint Ministerial Committee (JMC) ketiga pada September 2015, yang akan menjadi dasar implementasi kerja sama di sejumlah bidang, di antaranya, pemuda dan olahraga, energi, sumber daya mineral, pendidikan, dan telekomunikasi.

Pertemuan Menlu RI dan Menlu Irak, Ibrahim Al-Jafaari, dalam pernyataan bersama kedua pihak menyepakati untuk memfinalisasi Perjanjian Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas. Selain itu, kedua menlu juga berkomitmen untuk mendorong pembentukan Konsultasi Bilateral dan Nota Kesepahaman Kerja sama Pelatihan Diplomatik antara Indonesia dan Irak.

Menlu RI juga bertemu dengan Menlu Nepal, Mahendra Bahadur Pandey. Dalam pertemuan ini, kedua menlu sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara US$ 17,56 juta pada tahun 2014 yang belum mencerminkan potensi kedua negara. Beberapa kerja sama yang dibahas lebih jauh adalah industri strategis, dan kerjasama pariwisata. (ril/ender)

CATEGORIES
TAGS