OJK Gencar Perkenalkan Program Laku Pandai ke Pelosok Daerah

Loading

index

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat salah satu fokus pemerintah saat ini (Nawa Cita) dalam pembangunan nasional, adalah pemerataan pembangunan dengan fokus pembangunan pedesaan dan daerah terpencil. Ini sesuai dengan karakteristik demografi penduduk Indonesia di mana 48% di antaranya tinggal di daerah pedesaan di perbatasan dan daerah terpencil dan 11,25% diantaranya masih dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Ketua Umum Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad  mengatakan, salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, adalah melalui penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah khususnya di pedesaan dan wilayah terisolasi, sehingga pertumbuhan ekonomi daerah dapat meningkat.

Untuk mendukung upaya tersebut, tentunya diperlukan pendanaan yang tidak sedikit dan terbukanya akses keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat terpencil.

“Kondisi ini kemudian membawa kita pada upaya membuka dan meningkatkan akses keuangan masyarakat di daerah terpencil, yang tidak hanya difokuskan pada peningkatan akses terhadap sumber-sumber pendanaan, namun juga pada literasi dan penyediaan layanan jasa keuangan yang lebih mendasar, seperti layanan rekening tabungan, asuransi mikro, jasa pengiriman uang dan edukasi keuangan yang lebih baik,” tutur Muliaman, Selasa (26/5/15).

Dalam rangka mendukung upaya menjangkau kelompok masyarakat kurang beruntung di pedesaan dan daerah terpencil, tentunya diperlukan inovasi dalam penyediaan infrastruktur layanan jasa keuangan, dimana salah satunya dapat dilakukan melalui konsep delivery channel yang mampu menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas dengan cara yang lebih efisien.

“Untuk mewujudkan hal tersebut, di tahun 2015 ini OJK telah mencanangkan beberapa inisiatif stategis yang difokuskan pada upaya membuka akses keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat di pedesaan dan daerah terpencil,” imbuh Muliaman.

Salah satu inisiatif tersebut adalah memperluas Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai), termasuk mensinergikan dengan Layanan Keuangan Digital (LKD) dalam konteks penerapan oleh perbankan.

Program Laku Pandai, lanjut Muliaman, nantinya akan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana dan mudah dipahami, murah, aman dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang saat ini belum terjangkau layanan keuangan.

Beberapa produk yang akan ditawarkan salah satunya adalah Basic Saving Account, yaitu produk tabungan tanpa biaya administrasi bagi masyarakat kecil. Diharapkan produk tabungan ini selain mendidik masyarakat untuk mulai mengenal produk dan layanan jasa keuangan, juga mendorong masyarakat untuk terbiasa menabung.

“Saya berharap produk ini dapat menjadi salah satu milestone dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, seperti halnya dahulu kita memiliki produk Tabanas,” tutur Muliaman.

Tidak menutup kemungkinan apabila masyarakat sudah terbiasa menabung secara berkala dan dinilai baik oleh bank, bank dapat menyediakan kredit/pembiayaan mikro bagi nasabah untuk tujuan produktif dan mendukung keuangan inklusif, tentunya dengan tingkat bunga yang murah. Masyarakat juga dimungkinkan untuk dapat membeli produk keuangan mikro lainnya seperti asuransi mikro.

Program laku pandai ini nantinya akan memanfaatkan sarana teknologi informasi yang sudah banyak digunakan masyarakat seperti telepon selular, Electronic Data Capture (EDC) dan internet banking, yang mendukung pelaksanaan kegiatan keagenan, bersifat murah dan mampu menjangkau masyarakat hingga daerah-daerah terpencil.

“Saya juga berharap bahwa Laku Pandai ini dapat menyasar lingkungan sekolah-sekolah di berbagai daerah, khususnya daerah yang belum dapat terjangkau layanan keuangan. Ini penting agar kebiasaan menabung dan pengenalan terhadap produk dan layanan jasa keuangan dapat dimulai sejak usia dini,” ucap Muliaman.

Muliaman mengaku, beberapa waktu lalu dirinya sudah melihat beberapa contoh keberhasilan pelaksanaan Laku Pandai di daerah. Di Papua, Muliaman mengatakan, dirinya melihat langsung bagaimana agen laku pandai sekaligus juga menjadi agen literasi keuangan bagi masyarakat di perkampungan nelayan, dan bahkan mampu melayani masyarakat tanpa dibatasi waktu.

Di Makasar, agen-agen laku pandai membaur dengan masyarakat di lingkungan pasar-pasar daerah. Juga di Medan dan Grobogan, agen laku pandai menjadi ujung tombak membuka akses keuangan dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat hingga di daerah pedesaan.

“Dengan begitu luasnya cakupan masyarakat yang menjadi sasaran program Laku Pandai ini, OJK mengajak seluruh jajaran pemerintah daerah, mulai dari kepala daerah provinsi hingga ke kepala, jajaran akademisi dari para dosen hingga guru-guru di berbagai sekolah, untuk ikut mendukung dan berkontribusi langsung menyosialisasikan program Laku Pandai di daerahnya masing-masing,” papar Muliaman. (angga)

CATEGORIES
TAGS