Pedagang Nasi Uduk Terimbas Beras Sintetis

Loading

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Siapa nyana, di antara butiran nasi yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia kemungkinan terselip bahan berbahaya. Sebab beras sintetis (palsu) yang diduga mengandung resin berbahaya itu mulai beredar di sentra-sentra pedagang beras.

Pedagang nasi uduk dan bubur ayam di kawasan Perumahan Pondok Mekarsari Permai, Cimanggis Depok, Ny. Suminah mengaku mulai resah dengan beredarnya berita tentang peredaran beras sintetis itu. “Sebagai pedagang nasi uduk saya harus lebih hati-hati kalau beli beras,” katanya.

Sebab, Suminah menuturkan, beberapa hari lalu dia menemukan keganjilan dengan beras yang dimasaknya untuk berjualan. Sebagian beras tidak bercampur dengan air. Airnya itu, posisinya ada di atas nggak campur sama nasi. “Pada saat masak bubur, nasinya malah ngendap ke bawah, airnya ke atas. Jadi nggak menyatu,” jelas Suminah.

Beras yang ia beli di kios beras seharga Rp 8 ribu per liter. Beras diduga plastik tersebut dicampur dengan beras lokal biasa. Heboh soal beras palsu berbahan campuran limbah plastik, ubi, dan kentang impor dari Tiongkok ini sebelumnya terjadi di Kerala, India.

Ketika Suminah menjajal, beras plastik rasanya berbeda dengan beras pada umumnya, rasanya tawar. Kalau bau khas nasi wangi beras sintetis baunya tawar dan rasa di mulut terasa getir.

Menurut Sumirah, warnanya putih, sama seperti beras asli. Bedanya kalau beras asli pasti ada guratannya, kalau beras palsu tanpa guratan dan halus begitu saja. Kemudian butiran beras yang diduga plastik berwarna bening sementara beras asli berwarna bening bercampur putih susu. Ada dua warna yang beras asli yakni bening dan putih susu.

Setelah beras plastik dimasak, tampak perbedaan lagi. Beras plastik dimasak untuk dijadikan bubur nasi, tidak hancur menjadi bubur. Padahal memasak beras asli dengan durasi waktu dan ukuran air yang sama, sudah hancur menjadi bubur.

Sumirah selalu beli beras dari pedagang beras di sekitar tempat berjualan nasi uduknya. Kecurigaaan mulai dia rasakan setelah memasak beras sintesis itu pada minggu-minggu terakhir ini. Akhirnya Sumirah memberanikan diri melaporkan ke polisi dengan genggaman beras sintetris sebagai barang bukti. (marto tobing)

TAGS