Pelabuhan Tanjung Priok Lumpuh

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Pelabuhan Tanjung Priok lumpuh. Tidak terlihat aktivitas pergerakan seperti biasanya. Pelabuhan paling sibuk itu, Senin kemarin, tampak lengang menyusul aksi ratusan pengusaha logistik dan pengangkutan yang melakukan mogok operasi. Aksi itu sebagai bentuk protes terhadap Pelindo II yang dituding memonopoli bisnis di pelabuhan. Aksi mogok operasi itu ditaksir menimbulkan kerugian Rp 2 triliun per hari.

“Kalau dari asosiasi kami yang mempunyai armada itu 200 anggota sedangkan organda pelabuhan juga mengerahkan 585 anggota untuk mogok operasi. Potensi kerugian mencapai Rp 2 triliun hari ini,” kata Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Iskandar Zulkarnain saat ditemui tubasmedia.com, kemarin.

Hari Senin kemarin di Pelabuhan Tanjung Priok tidak ada kegiatan angkut dan bongkar muat peti kemas. Jalanan di pelabuhan terlihat sepi. Pantauan Tubas pintu Pos 9 Pelabuhan, persis di depan akses masuk terminal JICT dan dermaga konvensional pelabuhan iu sudah terblokir. Arus lalu lintas mulai dari Jalan Marunda, Yosudarso dan Cakung Cilincing yang selama ini menjadi akses distribusi juga nampak lengang. Sekitar 16 ribu/hari kontainer keluar masuk pelabuhan nasional tersibuk itu tidak terlihat lagi.

Ketua DPD Organda DKI Soudirman didampingi Ketua DPU Angsuspel Gemiang Tarigan mengatakan stop operasi akan terus berlanjut sampai Meneg BUMN Dahlan Iskan mengevaluasi kebijakan Pelindo I, II, III da IV dalam melakukan kegiatan usaha di bidang angkutan darat.

Sejak pagi sejumlah pengurus Organda DKI Jakarta dan Pengurus Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) DKI memadati pintu pos 9 pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan di jalan arah cakung cilincing, sejumlah sopir truk anggota Organda berjaga-jaga sehingga armada trailer yang melintasi jalan tersebut diminta berputar balik dan kembali ke garasi. “Kami mengharapkan Meneg BUMN Dahlan Iskan memenuhi tuntutan kami agar BUMN Pelindo tidak menggarap bisnis yang sudah dilakukan oleh perusahaan swasta di pelabuhan,” pintanya.

Menurut Gemilang aksi setop operasi juga dilaksanakan serentak di pelabuhan Belawan Medan, Tanjung Emas Semarang, Jambi, Cirebon, dan Banten. “Kami akan terus melanjutkan aksi setop operasi sampai Sekjen Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Achmad Ridwan Tento mengatakan, kerugian pemilik barang akibat aksi setop operasi Senin kemarin diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah yang berasal dari biaya demurrage (kelebihan penggunaan container), keterlambatan bongkar muat, dan biaya penumpukan. Belum lagi jika dikenakan congestion charges.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejumlah perusahaan mitra Pelindo II mogok kerja karena kebijakan Pelindo II yang masuk ke bisnis yang digarap mitranya tersebut yang dilakukan lewat anak usaha perusahaan Pelindo II. Rencana itu dinilai memonopoli jasa usaha penggunaan kepelabuhan dan berimbas negatif pada perusahaan jasa swasta di pelabuhan.

Kepala Otoritas Pelabuhan Sahat Simatupang meminta para asosiasi untuk tidak melakukan mogok operasi, karena mogok akan mengakibatkan waktu tunggu bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok makin panjang.

“Pelabuhan Tanjung Priok ini sudah diatur 24 jam. Harapan saya, marilah kita upayakan agar para pengusaha tidak melakukan mogok, karena akses keluar tidak berjalan dengan baik. Dampaknya dualing time akan tinggi dan akan mahal. Ini yang menjadi beban selain buruh tidak dapat bekerja. Saya sudah sampaikan ke Pak Menteri (Dahlan Iskan) dan secepatnya akan diselesaikan masalah ini,” katanya. (tim)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS