Pembangunan Jalan Berbanderol Rp 2 Miliar Jadi Sorotan

Loading

Ilustrasi

DEPOK, (tubasmedia.com) – Pelaksanaan salah satu program pembangunan sarana insfrastruktur jalan berbanderol lebih dari Rp 2 miliar jadi sorotan. Hal itu terlihat lantaran rendahnya hasil kualitas pekerjaan yang kini sudah alami tingkat kerusakan yang cukup parah, meski belum lama usai dikerjakan pada akhir tahun 2013 lalu.

Meski demikian, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sejauh ini masih terkesan belum serius tangani persoalan itu, meski sejak lama kerusakan di jalan tersebut telah diketahui pihak Dinas Bina Marga Sumber Daya Air (BMSDA).

Hal ini terlihat dengan belum adanya langkah upaya terkait perbaikan terhadap kerusakan jalan itu. “Nanti kami akan coba cek ke lapangan, dan terima kasih atas informasinya,” kata pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Bidang Bina Marga, Adi Risdianto saat dimintai keterangan di kantor BMSDA Kota Depok.

Serangkaian kerusakan ruas jalan raya lingkar Jatijajar Kelurahan Jatijajar Kecamatan Tapos itu terlihat jelas selain lantaran kondisi jalan yang bergelombang, rusaknya permukaan lapisan atas beton jalan, serta retaknya permukaan beton jalan di banyak titik.

Kecurigaan akan rendahnya kualitas hasil pekerjaan, sebenarnya juga telah diketahui warga saat pelaksanaan kerja lapangan. Salah seorang tokoh masyarakat yang juga mantan Kepala Rukun Warga RW 04, Sumanta mengatakan bahwa, pelaksanaan kerja saat itu memang terlihat tidak sesuai aturan. Akibatnya, jalan yang belum lama dikerjakan ini, kini mulai terlihat rusak di sana-sini.

“Saat itu, pelaksanaan cor jalan juga tetap dilakukan saat kondisi hujan. Padahal setahu saya, kalau hujan, pengecoran tidak boleh dilakukan,” katanya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas BMSDA, Yulistiani Mochtar mengatakan kalau dirinya belum bisa memberikan jawaban atas persoalan tersebut, karena baru duduk sebagai pengganti pejabat yang lama. “Saya kan baru di BMSDA. Jadi kalau persoalan di tahun 2013, saya belum bisa jawab,” kata Yulis sapaan akrab Kadis BMSDA ini saat dihubungi tubasmedia.com Jumat (19/9) sore. Kendati demikian, dirinya mengaku akan lakukan pengecekan di lapangan untuk setelahnya bisa diambil langkah selanjutnya.

“Kami akan ricek dulu, seberapa besar tingkat kerusakanya. Dengan demikian baru akan diketahui apakah penanganannya dapat cukup dengan pemeliharaan saja, atau bagaimana,” katanya.

Tidak sedikitnya tingkat kerusakan yang terjadi pada jalan berbandrol miliaran rupiah tersebut, diindikasi lantaran lemahnya fungsi pengawasan kerja secara maksimal di lapangan, serta terjadi pelanggaran item kerja yang di luar dari spek pekerjaan, hingga berujung pada anjloknya kualitas beton yang idealnya bisa mampu bertahan dengan jangka waktu yang lebih lama, hingga mencapai sekitar belasan tahun. (bay)

CATEGORIES
TAGS