Penurunan BI Rate Membuat Rupiah Tak Bergairah

Loading

1383120397

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Head of Research NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI), Reza Priyambada memaparkan, ekspektasi penyelesaian utang Yunani dimana Komisi Eropa bersama para kreditur internasional Yunani dan pemerintah Yunani terlihat memiliki pandangan dan visi yang sama untuk segera mengakhiri kemelut utang tersebut dan disertai dengan harapan akan kemajuan kesepakatan Rusia-Ukraina memberikan sentimen positif pada laju Euro.

Hal ini berimbas pada Euro yang mampu melampaui pergerakan US$ di awal pekan. Di sisi lain, sentimen positif juga datang dari kembali positifnya pertumbuhan ekonomi Jepang dan kenaikan pertumbuhan FDI China memberikan angin segar pada pergerakan Yen dan Yuan.

“Tentu saja, laju positif mata uang tersebut berimbas pada laju Rupiah yang mampu mengambil kesempatan tersebut untuk kembali mengalami kenaikan,” kata Reza, Senin (23/2/15).

Tetapi, harapan atas masih berlanjutnya kenaikan Rupiah tampaknya digagalkan oleh adanya sentimen dari pelaksanaan pertemuan antara Yunani dan para kreditor internasional yang dikhawatirkan gagal mencapai kesepakatan setelah Yunani terlihat menolak proposal perpanjangan bailout internasional.

“Sentimen tersebut tentu saja memberikan tekanan pada laju Euro sehingga berimbas pada pelemahan laju Rupiah,” imbuh Reza.

Di sisi lain, banyaknya ekspektasi bahwa BI rate akan diturunkan turut membuat minat terhadap Rupiah berkurang. Apalagi tampaknya dari BI terlihat tidak terlalu khawatir jika terjadi outflow dengan turunnya BI rate dan sebelumnya Wapres JK juga mengatakan pelemahan Rupiah saat ini masih wajar dan belum mengkhawatirkan.

Laju Rupiah jelang akhir pekan belum memperlihatkan adanya perbaikan bahkan kembali mengalami penurunan. Imbas melemahnya laju Euro seiring masih wait and see terhadap perkembangan selanjutnya dari masalah penyelesaian utang antara Yunani dan Uni Eropa turut membuat laju Rupiah tertekan.

Apalagi perkembangan terbaru dimana Jerman menolak permintaan Yunani untuk menambah extra emergency lending membuat pelaku pasar khawatir akan penyelesaian masalah utang tersebut. Laju Rupiah diperkirakan masih cenderung tertekan meski kami berharap pelemahan yang terjadi dapat terbatas. Rp 12.850-12.663 (kurs tengah BI). (angga)

CATEGORIES
TAGS