Perajin Tahu dan Tempe Kesulitan Kedelai

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

YOGYAKARTA, (TubasMedia.Com) – Para perajin tahu dan tempe mengeluh kesulitan kedelai, jika hanya mengandalkan kedelai impor dari Brasil. Itu dikemukakan perajin tahu dan tempe yang dihubungi tubasmedia.com di Gunungkidul, Bantul, Kulonprogo, dan Sleman, pekan lalu.

Padahal para perajin tahu dan tempe per harimembutuhkan kedelai 100 kg. Jika di setiap daerah ada sekitar 30 pengusaha, sudah berapa ton kedelai yang dibutuhkan? Inilah risikonya sejak Bulog, Puskus dan Primkopti tidak menyediakan subsidi kedelai. Para perajin tahu dan tempe di Yogyakarta seperti kehilangan induk semangnya, ujar koordinator pengadaan kedelai swasta di Yogyakarta, Jupri.

Jupri mengatakan, kalau dia dipercaya oleh masyarakat dengan dukungan maksimal 80 persen, dia akan berusaha melakukan koordinasi dengan berbagai LSM serta kelompok kerja pengadaan kedelai di Yogyakarta.

Kepada para perajin tahu dan tempe seharusnya mulai diberi kesempatan untuk berkembang, menggunakan kedelai lokal. Di samping harga murah, kedelai lokal bisa dijadikan bahan baku tahu dan tempe. “Kualitasnya bagus,” kata Marsudi, Ketua Kelompok Perajin Tahu dan Tempe di Bantul. (bani)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS