Pesan kepada Politikus Jelang FTA ASEAN 2015

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

SUKSESI kepemimpinan nasional 2014 sudah pasti akan terjadi. Para politikus di negeri ini pasti akan sibuk, karena pada saat yang sama, akan berlangsung pemilu legislatif untuk anggota DPR. Apa yang akan dipikirkan dan apa yang akan dikerjakannya kita tidak tahu persis, kecuali hanya bisa berdoa dan berharap semoga mereka lebih berkualitas secara fisik dan mental.

Berkualitas secara moral, berkualitas secara intelektual dan kredibel untuk menjadi sosok manusia terpandang guna membawa negeri ini menjadi lebih baik. Semoga rakyat tidak mogok untuk memilih tuan-tuan yang terhormat, karena kita masih punya banyak manusia yang berkualitas.

Pada tahun 2015, bangsa Indonesia akan menjadi bagian tak terpisahkan dari komunitas ASEAN tanpa harus meninggalkan identitas dan jati diri sebagai bangsa Indonesia. FTA akan berjalan saat itu. Mobilitas manusia, barang dan jasa akan lalu lalang nyaris tanpa hambatan saat itu. Para pemenangnya adalah mereka yang mengadopsi kebijakan pasar terbuka dalam mengeksploitasi aliran modal dan teknologi untuk terpadu secara regional dan global agar dapat menjalankan perdagangan lintas batas secara bersaing.

Komunitas ASEAN tersebar di wilayah seluas 4.480.000 km2 dengan jumlah penduduk lebih dari 500 juta jiwa, baik pribumi, imigran, keturunan, maupun perkawinan silang. Secara politik, ekonomi, dan sosial budaya menjadi terintegrasi. Lanskap geopolitik Asia telah mengalami perubahan banyak, utamanya karena pengaruh kemajuan China dan India di bidang ekonomi. Oleh sebab itu, tanpa terkecuali mindset politikus juga harus ikut bergeser dari lokal ke regional dan global.

Konsekuensinya, kemampuan bahasa Inggrisnya harus bagus, jika perlu tofelnya harus di atas 500 untuk menjadi anggota DPR dan di bawah 500 untuk anggota DPRD provinsi/kabupaten/kota. Cara berpikirnya tidak kampungan lagi. Berpikirnya lebih strategis, berkualitas, dan mencerahkan.Tidak lagi banyak membuat kegaduhan, tapi diharapkan yang dapat membawa angin perubahan dan mampu menjadi partner pemerintah, kecuali para oposan.

Komponen Bangsa

Pesan ini yang perlu disampaikan. Di dalam negeri seluruh komponen bangsa harus kuat dan padu.Tidak saling mendistorsi dan hanya buang waktu, pikiran, dan energi saja untuk hal-hal yang tidak terlalu penting. Misalnya, mengundang para penyidik KPK dengan dalil yang dimasuk-masukin akal alasannya. Padahal hanya mau diajak ngerumpi dan membuat gunjingan.Tidak substansial, tidak elok dan tidak patut. Habis itu, yang dipanggil “disuruh” ngomong ke media. Walah kayak anak ABG yang lagi galau.

Zaman sudah berubah, paradigmanya juga sudah berubah. Oleh karena itu, mindset pun harus diubah. Politikus pasti memahami fenomena ini.Menjadi aneh jika mereka tidak mau ikut berubah. Kalau presiden selama ini sering mengadakan president lecture dengan menghadirkan pakar dunia, tidak ada salahnya DPR dan DPD juga bisa menyelenggarakan hal yang serupa agar wawasan international relationship-nya makin luas.

Sekarang pun sebenarnya juga bisa dilakukan, misalnya menghadirkan presiden sebagai pembicara utama untuk menjelaskan hal-hal yang bersifat strategis tentang ASEAN Economic Community yang berlaku mulai 2015. Semoga kita semua sebagai bangsa juga harus bersiap diri. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS