Polisi Brasil Menangkap Delapan Belas Tersangka Korupsi Petrobras

Loading

BN-FH432_1030pe_WN_20141030112617

Rio de Janeiro, (tubasmedia.com) – Polisi Brasil telah melakukan serangkaian penggerebekan dan telah menangkap 18 orang sebagai bagian dari penyelidikan korupsi perusahaan minyak Petrobras milik negara tersebut.

Lebih dari 300 polisi dan 50 petugas pajak terlibat dalam operasi yang diadakan di lima negara termasuk di ibukota Brasilia. Polisi mengatakan 11 upaya pencarian terjadi di perusahaan-perusahaan utama Brasil, termasuk beberapa perusahaan konstruksi terkemuka.

Petrobras juga sedang diselidiki oleh otoritas di Amerika Serikat. Perusahaan, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah Brazil, merupakan salah satu bisnis minyak terbesar di dunia. Jangkauan bisnisnya jauh melampaui Amerika Selatan, di mana Petrobras memiliki kepentingan di Asia, Afrika dan Timur Tengah.

Dalam beberapa bulan terakhir, Petrobras telah diguncang oleh tuduhan korupsi yang dilakukan oleh mantan eksekutif Paulo Roberto Costa, yang memberikan bukti kepada polisi sebagai bagian dari pengaturan tawar-menawar.

Costa, yang ditangkap pada bulan Maret lalu telah menuduh bahwa divisi refinery perusahaan menggunakan dana operasi yang dialihkan kepada partai politik, termasuk Partai Buruh yang kini berkuasa.

Hasil penyelidikan yang diberi nama sandi Operasi Car Wash, telah menyebabkan penggerebekan di Parana, Sao Paulo, Rio de Janeiro, Minas Gerais dan Pernambuco Brasilia.

Polisi Brasil mengatakan mereka telah memblokir aset perusahaan senilai lebih dari 270 juta dollar AS, milik 36 orang dari yang ditargetkan pada tahap terakhir penyelidikan. Mantan direktur Petrobras yang lain dilaporkan berada di antara mereka yang ditahan.

Petrobras sebelumnya mengumumkan akan menunda pengumuman hasil kuartal ketiga tahun ini yang jatuh tempo pada hari Jumat, karena investigasi yang sedang berlangsung. Media Brasil melaporkan bahwa perusahaan akuntansi PriceWaterhouseCoopers telah menolak untuk menandatangani hasil audit kuartal ketiga tersebut.

Petrobras akan berada dalam periode terburuk yang pernah mereka lalui dalam sejarah. Saham mereka jatuh 5% setelah beredar berita bahwa perusahaan akan menunda pengumuman pendapatan kuartal ketiga di tengah penyelidikan dan investor khawatir tentang implikasi situasi tersebut untuk Petrobras.

Perkembangan terakhir tentunya bukan kabar baik bagi Presiden Brasil Dilma Rousseff. Rousseff menjadi chairman Petrobras dari tahun 2003 sampai ia mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2010. Permasalahan seputar Petrobras menjadi titik pembicaraan besar dalam pemilu bulan lalu.

Presiden Rousseff telah mengakui ada bukti kesalahan di perusahaan dan bahkan telah berjanji untuk mencoba untuk mengganti uang rakyat Brasil yang diambil. (Rizal Surya Pratama)

CATEGORIES
TAGS