Reformasi Institusi Migas

Loading

Oleh : Enderson Tambunan

migas

ISU adanya mafia minyak bumi dan gas kian santer pada masa kampanye Pemilihan Umum Presiden 2014, beberapa bulan lalu. Tatkala itu, calon presiden dan wakil presiden, beserta kubunya, berulangkali menyuarakan bahwa salah satu programnya adalah meniadakan mafia migas. Jauh sebelumnya, memang telah terdengar dugaan adanya mafia migas. Tapi, isu menarik itu biasalah, “timbul-tenggelam”, di tengah berbagai masalah di negara kita.

Pada Minggu (16/11/2014), pemerintah, yang diwakili oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno, Sekjen Kementerian ESDM Teguh Pamuji, dan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas ESDM, Naryanto Wagimin, memberikan keterangan pers mengenai pembentukan Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Hadir saat itu pengamat ekonomi, Faisal Basri, yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas.

Pembentukan Tim Reformasi Tata Kelola Migas jelas adalah upaya pemerintah untuk mencegah mata rantai mafia di sektor minyak dan gas bumi menguasai perdagangan dan industri migas. Maka, tidak salah kalau kita menyebutkan, tugas utama tim itu, membenahi badan dan atau lembaga yang bergerak di sektor migas supaya benar-benar bersih.

Menteri ESDM menjelaskan mengenai ruang lingkup tugas Tim Reformasi Tata Kelola MIgas, antara lain, mengkaji seluruh proses perizinan sektor migas dari hulu ke hilir, menata ulang kelembagaan, mempercepat revisi UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, serta memperbaiki proses bisnis untuk mencegah pemburu rente dalam mata rantai bisnis migas.

Kita menyambut baik pembentukan Tim Reformasi Tata Kelola Migas, yang menunjukkan kesungguhan pemerintahan Jokowi – JK memerangi mafia migas. Tentu harapan juga kita gantungan, mengingat yang ditunjuk sebagai ketua tim adalah pengamat ekonomi, Faisal Basri, yang selama ini dikenal vokal memberikan pendapat mengenai masalah perekonomian kita. Menteri ESDM sendiri mengemukakan, penunjukan Faisal Basri sebagai ketua tim, karena sosoknya yang dapat mengembalikan kepercayaan publik.

Terkait dengan tugas timnya, Faisal Basri memberikan penjelasan, yakni timnya bekerja bukan untuk melawan atau menangkap orang, tetapi mewujudkan institusi sektor migas yang bersih. Ia menjanjikan akan bekerja sebaik mungkin, dan akan menyertakan pemangku kepentingan serta kalangan masyarakat dalam keanggotaan tim.

Penjelasan Menteri ESDM menyangkut ruang lingkup tugas Tim Reformasi Tata Kelola Migas dan janji Faisal Basri sebagai ketua tim, untuk bekerja sebaik mungkin guna menghadirkan institusi migas yang bersih, merupakan angin segar nan melegakan, di tengah derap roda pemerintahan kita yang tengah giat memberantas korupsi.

Minyak dan gas bumi amat penting bagi masyarakat dan negara. Setiap denyut aktivitas masarakat tidak lepas dari peranan minyak dan gas bumi. Oleh karena itu, ketersediaan, dan bahkan kedaulatan energi, sangat penting dipertahankan.

Di pundak Tim Reformasi Tata Kelola Migas terdapat beban yang sungguh berat, yakni mencegah mafia migas dan mewujdukan lembaga sektor mingas yang bersih. Oleh karena itu, kita berharap agar semua pihak memberikan kesempatan kepada tim reformasi, yang baru dibentuk Jumat (14/11/2014), untuk bekerja secara leluasa. Sebaiknya, kita menunggu hasil tim, enam bulan ke depan, seperti yang digariskan oleh pemerintah. ***

CATEGORIES
TAGS