RI Jajaki Kerjasama bidang Industri Perkapalan dengan Republik Tatarstan

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

PERTEMUAN - Wakil Menteri Perindustrian RI Alex S.W. Retraubun didampingi Dirjen KII Agus Tjahajana melakukan pertemuan dengan Presiden Republik Tatarstam, Rustam Nurgalievich Minnihanov untuk membahas tentang hubungan kedua negara untuk melakukan kerjasama di bidang industri alat angkut truk dan galangan kapal serta pembuatan helikopter di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 2 Mei 2013 –tubasmedia.com/sabar hutasoit

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Presiden Republik Tatarstan, Rustam Minnikhanov tertarik untuk mempererat kembali kerjasama bidang industri alat transportasi seperti helikopter, truk dan kapal laut dengan Indonesia.

Demikian terungkap dalam pertemuan Rustam Minnikhanov dengan Wakil Menteri Perindustrian, Alex SW Retraubun di Jakarta, Kamis.

Usai pertemuan, Wamenperin menyatakan Indonesia pernah melakukan kerja sama dengan Republik Tatarstan pada 1960-an di bidang peralatan mesin industri dan alat berat. Kendati sempat terputus, kerjasama bilateral tersebut kembali dimulai pada 1998.

“Tatarstan mempunyai keunggulan di bidang industri mesin dan alat berat. Mereka unggul dalam memproduksi helikopter, kapal laut, dan truk. Padahal jumlah penduduknya hanya sekitar 4 juta jiwa,” kata Wamenperin kepada wartawan.

Menurutnya, pemerintah mulai menjajaki kerja sama dengan Tatarstan karena negara pecahan Uni Soviet itu memiliki kompetensi di sektor industri alat berat dan Indonesia membutuhkan untuk industri pertahanan. Kendati demikian, pemerintah perlu melakukan pertemuan kembali untuk membahas detil tentang bentuk kerja sama tersebut.

Tatarstan merupakan negara dengan luas wilayah 68.000 km² dan berpenduduk 3,8 juta jiwa yang sebagian besar memeluk agama Islam (54%). Sumber daya alam di negara beribukota Kazan ini adalah minyak, gas alam, gipsum dan lainnya.

Gross Domestic Product (GDP) per kapita Tatarstan mencapai US$ 12,325 pada 2005, sedangkan GDP di tahun 2008 sekitar 930 miliar ruble. Negara yang merdeka pada 30 Agustus 1990 tersebut memiliki potensi yang cukup besar di sektor pertanian dan industri.

Profil industri Tatarstan dibentuk oleh industri permesinan (56,1%), industri kimia dan petrokimia (13,75%), ekstraksi minyak (4,3%), produksi energi listrik (2,7%), industri makanan (2,7%), industri ringan (6,4%), kelompok bahan konstruksi (5,1%),serta kayu dan industri pengolahan kayu (3,2%).

Perusahaan-perusahaan Tatarstan unggul dalam memproduksi pesawat terbang, helikopter, mesin pesawat, perkakas, perangkat komputasi, peralatan radio, mesin optik, karbon, kompresor, elektronik, peralatan medis, plywood, tekstil, dan produk tekstil. Sementara Tatarstan membutuhkan batubara, gas alam, baja, bus, trem, karet pengangkut, traktor, potasium, benang wol, kertas, wall paper, semen, TV, radio konsumer, mesin cuci, sepeda motor, dan minyak bunga matahari.

Pemerintah Tatarstan memiliki kedaulatan penuh atas sumber daya minyaknya. Sekitar 2,6 miliar ton minyak mentah telah diekstraksi di negara itu sejak 1944. Cadangan minyaknya sekitar 25 juta ton per tahun untuk 30 tahun kedepan. Setiap ton minyak mentah menghasilkan rata-rata 40 meter kubik gas alam. Pada 2004, Tatarstan menerima kredit US$ 270 juta untuk merehabilitasi sumur minyak tua.

Dengan tujuan merangsang kegiatan investasi di Republik Tatarstan, pemerintah mengambil langkah-langkah tertentu, baik melalui lembaga keuangan maupun organisasi. Negara ini juga memberikan keringanan pajak bagi investor asing. Pendapatan Tatarstan dari retribusi dan pajak keuntungan perusahaan adalah sebesar 35% dimana sebanyak 13% ditujukan untuk pemerintah federal, dan sisanya 22% ditujukan untuk perusahaan tertentu dan perusahaan joint venture. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS