Ribuan Hektar Sawah di Garut Terancam Puso

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

GARUT, (Tubas) – Akibat kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Garut, ribuan hektar sawah di sana terancam puso. Luas lahan pertanian yang terancam kekeringan mencapai 1.679 hektar, tersebar di 33 kecamatan dan berada di 138 desa. Akibat kekeringan itu, kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp 1,5 miliar. Hasil panen di Kabupaten Garut mengalami kerugian 436 ton beras, kata Kapala Dinas Pertanian Kabupaten garut, Tatang Hidayat, di ruang kerjanya, pekan lalu.

Tatang menambahkan daerah yang paling parah Garut Utara, seperti Malangbong dan Cibatu. Namun, masyarakat Garut tidak perlu khawatir karena stok beras Kabupaten Garut mengalami surplus dan masih aman dalam menghadapi masa paceklik tiga bulan ke depan.

Di tempat terpisah, Atep (45), warga Desa Situsaeur, Karangpawitan, Garut, mengaku mengalami kegagalan pada panen kali ini karena tidak ada air, menyusul kondisi sungai di desanya yang kering. Para petani di Kabupaten Garut menjerit akibat dilanda musim kemarau berkepanjangan.

Tak sedikit, petani kini melirik beras miskin (raskin) untuk dimakan. Padahal, sebelumnya mereka tidak biasa memakan raskin yang kualitasnya kalah dengan hasil produksi padinya. Harga raskin perkilogramnya Rp 1.600.

Menurut Maman, apabila musim kemarau terus berkelanjutan tidak menutup kemungkinan areal pertanian yang gagal panen akan meluas. Sementara para petani tak bisa berbuat apa-apa karena hanya mengandalkan datangnya hujan. “Nggak kebayang kalau musim kemarau terus-terusan seperti ini. Petani sekarang hanya bisa berharap agar segera datang hujan” ujarnya.

Hanya saja, untuk saat ini Maman belum bisa menyebutkan berapa lahan pertanian yang mengalami kekeringan. Pasalnya, masih dilakukan pendataan ke tiap wilayah. Kendati demikian, mengantisipasi kekeringan meluas sudah terus dilakukan. “Data pasti kita belum tahu, sekarang masih menunggu laporan dari tiap wilayah,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, kuota raskin warga Kabupaten Sukabumi mencapai 3.363.690 kilogram per bulan atau 40.364.280 kilogram per tahun. Jumlah tersebut dibagikan untuk 224.246 rumah tangga sasaran (RTS) yang ada di 47 kecamatan. Setiap RTS memperoleh jatah 15 kilogram dengan harga Rp 1.600 per kilogramnya. (sighar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS