“Rukun Agawe Sentoso”

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

HIDUP rukun akan membuat kehidupan sentosa. Inilah makna rukun agawe sentoso dalam falsafah Jawa yang luhur. Sebagai pandangan hidup, nilainya amat tinggi, dan oleh sebab itu, bagi kita yang mengaku sebagai bangsa Indonesia, selayaknya dapat mengejewantahkan pandangan hidup tersebut pada diri kita masing-masing.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sebaiknya rukun agawe sentoso dapat menjadi ikon atau dijadikan sebagai salah satu prinsip tata kelola yang baik bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.Tema ini diingatkan lagi, karena menjelang Pilpres, 9 Juli 2014, suasana kebatinan di antara para capres/cawapres yang akan berlaga beserta para pendukungnya dilanda kegundahan, karena takut kalah.

Bohong kalau perasaan takut kalah tidak menghinggapi diri. Dan manakala perasaan itu muncul, alam bawah sadarnya bergerak secara “liar” yang akhirnya berujung pada pengambilan sikap yang tidak arif dan bijaksana, sehingga mengganggu kerukunan itu sendiri sebagai tata nilai yang harus ditegakkan dalam kondisi apa pun.

Pada suasana serba tertekan disertai kegundahan yang mendalam, banyak sekali muncul brutus yang hendak mengambil manfaat dari situasi seperti itu. Antara lain, muncul istilah kampanye hitam. Tindakan itu bisa muncul dari mana saja dan pasti ada invisible hand yang menggerakkan. Dan mereka itu adalah para brutus di dunia politik yang dengan teganya rela menjatuhkan lawan politik, meskipun sebelumnya adalah sahabat baiknya, baik pada saat sekolah maupun setelah mereka berkarier. Standar kedewasaan dalam kehidupan berpolitik runtuh dan tega menjatuhkan temannya dengan melakukan kampanye hitam.

Tindakan semacam itu sejatinya jauh dari sikap yang mampu menjaga tata nilai luhur yang bernama kerukunan. Rukun buat sosok semacam ini mungkin dalam dunia politik tidak penting, karena itu hanya slogan. Kalau begini sikapnya, maka sama saja, menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan juga hanya slogan politik.

Sebagai rakyat biasa tentu geli melihat fenomena semacam itu. Para pemimpin politik kan senang berpidato dalam suasana gegap-gempita. Sesekali mengajak seluruh rakyat bersatu, karena kita bersaudara, tetapi pada situasi yang berbeda melalui invisible hand justru melakukan kampanye hitam yang tujuannya berlawanan dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab.

Hanya Slogan

Walapun kampanye hitam adalah teror politik yang sangat kejam dan menyesatkan, namun ada orang yang suka melakukannya. Loyalitas hanya dipandang sebagai sesuatu yang subyektif, padahal loyalitas kepada pemimpin dan lembaga adalah sebuah keniscayaan. Hari ini rakyat diberikan pelajaran yang paling buruk dalam soal budi pekerti, karena sikap hidup rukun agawe sentoso hanya dijadikan slogan semata. Tidak diwujudkan dalam tindakan, karena hatinya berkata lain.

Yang menjadi kekhawatiran, jangan-jangan sebagian tokoh politik di negeri ini sudah tidak mementingkan tata nilai lagi. Apa itu keadaban, kerukunan, kebahagiaan adalah hal yang tidak penting. Norma adalah norma. Kesempatan atau peluang untuk mendapatkan manfaat dari proses politik jauh lebih penting daripada sekadar membicarakan norma, sistem tata nilai, dan sebagainya.

Namun, sebagai rakyat yang masih mencintai bangsa dan negara tetap mempermaklumkan agar para elite politik, yang saat ini sedang berebut kekuasaan, tidak lupa diri dan mengobarkan harga dirinya hanya sekadar mendambakan kekuasaan yang menafikan asas ketuhanan, kemanusian yang adil dan beradab, serta persatuan dan kesatuan.

Betul bahwa rukun agawe sentoso hanya pandangan hidup.Tapi, kalau para pemimpin nasional kita dapat mewujudkan kehidupan yang damai dan bisa merukunkan warga negaranya dari Sabang sampai Papua, maka hidupnya akan sentosa. Sandang, papan, pangan akan tercukupi merata di seluruh wilayah Tanah Air. Demikian pula pendidikan dan kesehatan akan lebih terpenuhi.

Rakyat hanya akan memilih pemimpin yang mulutnya tidak berbisa. Rakyat hanya akan memilih pemimpin yang ucapan dan tindakannya seia-sekata, siapa pun mereka. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS