SBY Masih Calon Kuat Ketua Umum Partai Demokrat

Loading

111214-NASIONAL-13

JAKARTA , (tubasmedia.com) – Partai Demokrat dijadualkan menggelar kongres pada 2015. Dalam kongres tersebut, Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut –sebut masih menjadi calon kuat untuk kembali memimpin partai berlambang mercy untuk lima tahun ke depan.

Sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR, Didik Mukrianto memprediksi SBY akan kembali terpilih menjadi ketua umum secara aklamasi. Alasannya, suami dari Kristiani Herawati itu merupakan kader terbaik partai biru yang berhasil memimpin Indonesia selama sepuluh tahun. “SBY adalah kader terbaik dan bukan hanya kader Demokrat tapi Pak SBY kader terbaik bangsa,” kata Didik di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/12 2014).

Didik menegaskan bahwa akan menjadi naif kalau Partai Demokrat tidak memilih SBY lagi sebagai ketua umum dengan pencapaiannya selama ini. Satu yang menurutnya sudah diketahui oleh seluruh kader PD alasan SBY untuk menjadi ketum lagi adalah kepentingan terbesar untuk mengabdi pada bangsa dan negara.

Dia menegaskan jika SBY terpilih kembali menjadi ketum, maka posisi Edhie Baskoro Yudhoyono tidak akan menjadi sekjen lagi.”Konfigurasi posisi ketum dan sekjen saat ini tentunya akan dipertimbangkan. Kondisi saat ini karena keadaan yang memaksa sehingga Pak SBY dan Mas Ibas menjadi ketum dan sekjen. Jadi saya rasa itu tidak akan terjadi lagi,” ujarnya

PD sudah mengantisipasi intervensi dari luar yang ingin mengacak-acak sehingga apa yang terjadi di Partai Golkar dan PPP yang memunculkan pengurus tandingan, dipastikan tidak akanterjadi di Partai Demokrat.

“Kami mensolidkan diri kami sehingga jika ada intervensi dari luar hal itu tidak akan terjadi. Kalau ada kader lain yang ingin maju, kami memandangnya secara proporsional sebagai bagian dari demokrasi,” katanya.

“Jika ada suara seperti dari para deklarator PD yang menginginkan PD dipimpin oleh orang lain,kami memahami itu sebagai bagian dalam kontestasi politik di internal kami karena tidak ada satu puin kader yang di larang. Sistem terbuka dan peluang sama yang aka diuji dalam konteks dukungan suara. Nanti tergantung suara pemilik yaitu suara DPD dan DPC selurah Indonesia,” jelasnya. (nisa)

CATEGORIES
TAGS