Serikat Rakyat Miskin Banyumas Bentuk Lima DPKc

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

BANYUMAS, (Tubas) – Betapa sulitnya sebagian warga memperoleh akses tentang kesehatan dan pendidikan yang biayanya semakin mahal belakangan ini menjadi sorotan utama Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Kabupaten Banyumas. Permasalahan ini seolah tidak berujung akibat anggaran yang dialokasikan terhadap kedua sektor tersebut tidak pernah maksimal dan terkesan terabaikan.

Demikian dikatakan dua orang Dewan Pimpinan SRMI Fitria Chika dan Adi Budianto saat berlangsungnya rapat akbar pembentukan lima Dewan Pimpinan Kecamatan SRMI Kabupaten Banyumas baru-baru ini.

Mereka menjelaskan, kebijakan politik ekonomi pasar bebas tanpa campur tangan pemerintah (neoLiberalisme), membuat para pemodal besar semakin tidak terkendali untuk memonopoli perekonomian adalah bentuk penjajahan gaya baru (neokolonialisme) yang merusak kemandirian perekonomian rakyat sampai ke pelosok desa serta memicu terjadinya komersialisasi sampai ke ranah pendidikan dan kesehatan (farmasi, obat-obatan) yang seolah hanya milik segelintir masyarakat kaya.

Untuk itu mereka mengajak seluruh warga miskin untuk berjuang mendapatkan hak-haknya, sesuai isi Konstitusi/UUD 1945 Pasal 28 agar tujuan yang kita cita-citakan bersama yaitu terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas sabagai syarat utama membangun Ibu Pertiwi sampai ke pelosok negeri, khususnya desa-desa sehingga menjadi pondasi yang kuat untuk menopang kemandirian perekonomian agar tercapai masyarakat sejahtera yang demokratis di Kabupaten Banyumas dan di seluruh Nusantara. (john h)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS