Solidaritas Indonesia

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

SEGUDANG masalah yang dihadapi bangsa ini adalah produk kita sendiri. Memang ada faktor penyebab dari luar. Tapi, apa pun masalahnya dan di bidang mana pun masalah tersebut terjadi, harus diselesaikan. Sikap yang paling bijaksana diambil, ini adalah tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan (responsible stakehoders) dalam sistem Negara Kesatuan Republlik Indonesia (NKRI).

MPR, DPR, DPD, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat ada di dalam satu sistem solidaritas nasional untuk bersama-sama mengatasi problem yang dihadapi bangsa ini. Sistem solidaritas nasional ini penting untuk dibangkitkan kembali, karena tatanan nilai ini memudar di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, yang justru di tingkat ASEAN kita bisa membangun soladiritas di kawasan sebagai bangsa serumpun. Solidaritas di bidang politik dan keamanan, solidaritas di bidang ekonomi, dan solidaritas di bidang sosial-budaya adalah tiga pilar utama yang menjadi kesepakatan bangsa-bangsa ASEAN dalam rumpun Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Mari kita berpikir jernih dan sadar bahwa bangsa Indonesia perlu membangun kembali solidaritas nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Solidaritas kita sebagai bangsa, hari ini, terkesan tidak solid karena suhu politik mulai memanas menjelang pilpres. Kita hanya bisa berharap bahwa semua pihak yang terlibat langsung dan tidak langsung harus tetap “berkepala dingin” demi keutuhan kita sebagai bangsa. Sadar sesadar-sadarnya bahwa fragmentasi politik amat terasa saat ini. Nafsu politik mereka yang ingin menjadi penguasa negeri ini sedang berada pada titik yang “memprihatinkan”, karena fragmentasinya terasa tajam.

Ada risiko politik dan sosial yang harus dibayar mahal kalau manajemen politik tidak difungsikan dengan baik. Kita harus bisa bersikap “mikul duwur mendem jero” dalam arti yang sebenarnya. Sebagai bangsa yang bermartabat dan beradab tidak elok kalau sesama warga bangsa saling bersikap arogan. Sok merasa paling benar, tega membuka aib orang lain, hanya untuk sekadar mengejar kekuasaan.

Dalam suasana yang demikian, berarti mereka yang suka berolok-olok secara vulgar demi menjatuhkan lawan politiknya adalah pihak yang tidak memberikan pendidikan yang baik bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat. Padahal, yang ngomong dan suka buka aib orang lain adalah orang hebat.

Menahan Diri

Berhentilah menghujat dan berhentilah bersikap seakan diri paling benar dan menganggap remeh sesama warga bangsa. Semua kita manusia Indonesia pasti ada yang punya kelebihan dan ada pula yang punya kekurangan. Manusia tidak luput dari kesalahan. Oleh sebab itu, kita semua lebih baik bisa berintrospeksi diri, mampu menahan diri dan tidak perlu bersikap kekanak-kanakan ingin menjatuhkan temannya sendiri hanya untuk melampiaskan hasrat politiknya.
Solidaritas Indonesia jauh lebih mulya kita perjuangkan bersama untuk mewjudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang diridai oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Solidaritas Indonesia adalah penyelamat NKRI dari kehancuran, karena saling menghormati di antara sesama warga bangsa berhasil kita junjung tinggi. NKRI tetap tegak berdiri utuh tanpa bisa digoyang oleh kekuatan yang secara politik dan ekonomi hendak menghancurkannya , kemudian NKRI hanya tinggal nama, karena sudah dikapling-kapling untuk kepentingan pragmatis. Ibarat dalam sebuah pertandingan, kubu Prabowo-Hatta berhak menyandang gelar kemenangan dalam pilpres. Demikian pula kubu Jokowi-JK memiliki hak yang sama untuk menang.

Salah satu dari pasangan ini pasti akan menjadi pemenang dan pasti ada yang kalah. Siapa pun mereka punya tanggung jawab untuk membangun solidaritas Indonesia demi menjaga keutuhan NKRI. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi budaya nasional, mari kita jalankan sikap “mikul duwur mendem jero”, dan tinggalkan sikap arogan hanya sekadar untuk menjatuhkan teman sendiri demi kekuasaan yang tidak akan langgeng. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS