Spekulasi

Loading

Oleh: Edi Siswoyo

ilustrasi

ilustrasi

DI era reformasi sekarang ini kehidupan pers di Indonesia sudah cukup bebas. Namun sayang masih ada sebagian pers (media massa cetak dan elektronik) yang memanfaatkannya secara tidak bertanggungjawab dalam memilih dan memilah peristiwa dan pendapat yang diberitakan. Sebagai akibatnya, efek publikasi yang disampaikan secara langsung dan serentak menimbulkan heboh.

Tidak sedikit juga informasi media massa termasuk media sosial yang membuat suasana kehidupan bermasyarakat menjadi crowded (kacau) dengan sensasi dan spekulasi opini yang berkembang. Mengapa bisa begitu?

Di dalam kehidupan masyarakat modern, informasi sudah menjadi kebutuhan pokok–seperti makan dan minum–sehari-hari. Kondisi perkembangan teknologi dan kebebasan pers di Indonesia memberikan keluasaan kepada media massa untuk memenuhi hak masyarakat mendapatkan informasi.

Di dalam perkebangannya, tidak sedikit media massa yang terjebak di dalam kubangan komersialisme berita.Sehingga informasi yang menimbulkan sensasi dan spekualasi menjadi menu utama pilihan berita. Heboh pemberitaan meledaknya gudang amunisi senjata Komando Pasukan Katak TNI Angkatan Laut di Pondok Duyung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pekan lalu, bisa dijadikan–sekedar–contoh.

Berita peristiwa ledakan sejauh lima kilometer dengan korban seorang prajurit tewas, puluhan orang terluka dan kerusakan harta benda yang disiarkan secara langsung dan serentak, menibulkan efek sensasi dan sepekulasi di kalangan khalayak pembaca, pendengar dan pemirsanya.

Meski Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio telah menegaskan kasus ledakan itu murni karena kecelakaan, namun penyebab ledakan itu masih menjadi spekulasi yang terus berkebang di masyarakat.

Hal itu tidak perlu terjadi jika media massa memberikan pertimbangan tanggungjawab sosial atas efek publikasi yang disampaikan secara terbuka.Namun, tuntutan pilihan kepentingan komersialisme berita telah “mengalahkan” tanggungjawab tersebut. Tanggungjawab sosial atas efek publikasi menjadi penting dan perlu mendapat perhatian dalam menyiarkan kejadian yang memiliki potensi sensasi dan spekulasi tinggi.

Caranya, media massa dalam menyajikan informasi tidak sekedar berita yang menarik dan laku “dijual”, tetapi berita yang dilengkapi tanggungjawab sosial atas efek publikasi. Pertimbangan tersebut menjadi penting dalam pelaksanaan profesi media massa di tengah kehidupan masyarakat Indonesia yang sedang membangun. Masyarakat berharap media massa memberikan informasi yang jelas tidak sensasional dan spekulatif! ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS