Tiga Tersangka Pemeras Kapolresta Tasikmalaya Ditangkap

Loading

ditangkap

TASIKMALAYA, (tubasmedia.com) – Tiga pria, yang mengaku-ngaku sebagai pemimpin redaksi, dewan redaksi, dan wartawan koran mingguan di Bandung, Kamis (25/12/2014), diringkus Tim Satuan Serse Polresta Tasikmalaya, setelah mencoba memeras AKBP Noffan, Kapolresta Tasikmalaya.

Setelah ketiga pria itu masuk ke mobil Avanza Z 1461 WO, dengan membawa uang Rp. 100 juta, Tim Buser Polresta Tasikmalaya menyergapnya dengan tembakan peringatan ke udara. Maksudnya supaya ketiga orang itu tidak melawan dan melarikan diri.

Beberapa anggota Resmob Sat Reskrim Polresta Tasikmalaya langsung menangkap ketiganya dan diamankan sementara di Pos Adipura Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya, sebelum dibawa ke Mapolresta Tasikmalaya.

Ketiga orang itu, Usm (52), mengaku pemred, AT (45), mengaku dewan redaksi, dan WS (38) sebagai wartawan, diperiksa polisi soal alasan memeras Noffan. Noffan pun hadir di sana.

Di lokasi yang sama, Noffan mengaku diperas Rp 100 juta oleh ketiga pelaku. Mereka memeras terkait tudingan Kapolres memotong gaji anggotanya 2,5 persen untuk zakat.

Untuk Konfirmasi

Noffan mengemukakan kepada tubasmedia.com kronologi upaya pemerasan kepadanya. Saat itu, 23 Desember, Usm dan temannya datang ke Mapolres Tasikmalaya Kota. “Mereka datang ke staf untuk mencari saya, dengan dalih untuk konfirmasi” katanya.

Pada saat itu, dia sedang melakukan video conference dengan Kapolri Jenderal (Pol) Sutarman di Aula Mapolres Tasikmalaya Kota.

“Saat itu mereka menyampaikan kepada staf bahwa ada hal yang sangat penting menyangkut pribadi Kapolres tentang bagaimana Kapolres mengambil kebijakan sendiri dengan pemotongan 2,5 persen untuk zakat,” kata Noffan.

Dikemukakan, pelaku mengancam staf Kapolresta, apabila Noffan tidak menemui, mereka akan segera melaporkannya kepada Paminal Mabes Polri. “Itu yang disampaikan mereka kepada staf,” kata Kapolres, alumnus Akpol 1994 itu.

Setelah itu, ketiga pelaku meninggalkan Mako Polresta dengan terlebih dulu meminta staf menyampaikan pesan tersebut kepada Kapolres. Keesokan harinya, ketiga pelaku mecoba menghubungi staf Kapolresta untuk menanyakan apakah pesan mereka sudah disampaikan ke Noffan atau tidak.

Mengaku

Pihak Noffan mencoba berkomunikasi dengan ketiga orang tersebut. “Setelah kami cermati ternyata memang ada indikasi mereka mengaku sebagai wartawan,” kata Noffan.

Ketiga orang itu mencoba memeras dengan berdalih menginvestigasi bahwa Noffan telah memotong kurang lebih Rp 900 juta dari dana zakat pegawai. “Kemudian dicoba diolah keterangan yang bersangkutan oleh jajaran Reskim. Kami mencoba melakukan pendekatan kepada yang bersangkutan,” jelasnya.

Setelah itu, pihak Noffan berupaya menemui ketiganya. “Saat itu mereka memberikan tawaran Rp 100 juta dan mereka mencoba untuk menekan saya selaku Kapolres untuk memenuhi keinginan mereka,” katanya.

Dikatakan, pihak Kapolres mencoba memberikan apa yang menjadi keinginan ketiga pelaku. Tapi, mereka cenderung melecehkannya. “Mereka seperti melecehkan dengan kata-kata bahwa bagaimana mereka menutupi jenderal-jendral yang di atas, sedangkan ini sudah diketahui oleh jenderal,” katanya.

Menurut Noffan, seketika itu pihaknya melakukan strategi penjebakan. Caranya mengikuti alur mereka. “Kami mencoba memberikan yang lebih besar dari apa yang mereka inginkan, ternyata diambil,” paparnya.

Setelah uang tersebut diambil dan mereka akan pulang, polisi langsung menangkap ketiganya. “Saat itu kita lakukan tembakan peringatan karena mereka mencoba melarikan diri saat ditangkap,” kata Noffan. (hakri miko)

CATEGORIES
TAGS