Warga Blokir Jalur Utama PLTU Bunton

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

CILACAP, (Tubas) – Merasa tuntutannya tak digubris, warga desa penyangga di sekitar proyek PLTU Unit II Jawa Tengah di Desa Bunton, Kecamatan Adipala, Cilacap, Senin (30/5) lalu melakukan aksi blokir jalan di jalan masuk ke PLTU di Desa Penggalang. Warga yang dikoordinir Pokja PLTU Mitra Mandala menutup jalan tersebut hingga kendaraan proyek tidak bisa masuk.

Pemblokiran itu merupakan buntut dari kekecewaan warga yang merasa dibohongi perusahaan rekanan mega proyek PLTU Bunton yang dikoordinir PT CNTIC, seperti PT CMK, Indopoint, CHI, dan BPEC, dari soal rekrutmen tenaga kerja hingga pembayaran sejumlah supplier pengusaha lokal.

“Hari ini kami buktikan bahwa kami serius untuk memblokir jalan masuk ke PLTU jika aspirasi kami tidak digubris,” kata Kuat Darmawan, koordinator aksi yang juga Ketua Pokja Mitra Mandala di tengah-tengah aksi bersama warga dan anggota Pokja di pintu masuk access road Penggalang.

Menurut Wawan, warga sudah terlanjur kecewa dengan janji yang tidak pernah ditepati. Sebab, persoalan pembayaran yang dijanjikan sudah lebih dari enam bulan, namun hingga kini masih terkatung-katung.

Ditambahkan, sejak awal pihaknya hanya dijanjikan dan sampai saat ini masih selalu dijanjikan. “Sehingga kami sudah habis kesabaran,” katanya. Untuk itu, menurut Wawan, karena tidak ada komitmen dari rekanan, maka pihaknya melarang mereka masuk ke desa daripada bertambah korban. Juga pihaknya mengaku akan menggelar aksi lebih besar jika tuntutan warga tidak juga digubris.

“Baru pra-proyek saja sudah banyak yang menjadi korban dan kerugian jumlahnya miliaran rupiah. Jadi wajar jika kami menuntut hak kami,” beber dia.

Tidak hanya itu, dia menegaskan, jika tempo hari warga menuntut pembayaran segera dilakukan dan PLN tidak segera turun tangan, Pokja PLTU dan warga siap mengusir perusahaan yang telah membohongi warga Adipala dan sekitarnya. “Sikap kami jelas dan tegas, sepanjang tidak ada komitmen dari perusahaan untuk memberdayakan warga lokal maka perusahaan harus hengkang dari sini,” tandasnya.

Kebohongan yang dinilai telah dilakukan empat perusahaan, membuat Pokja ingin bertemu dengan PLN agar persoalan lebih jelas. Pasalnya, berkali-kali dilakukan negosiasi, namun belum juga ada titik terang. “Kalau terus kucing-kucingan seperti ini, lebih baik kami bicara dengan pihak PLN pusat agar persoalannya jadi lebih jelas. Di sini terlalu banyak pemain yang ingin mencari keuntungan sendiri-sendiri,” tegasnya.

Sementara itu, pihak PT CMK sebagai salah satu rekanan (pelaksana) proyek PLTU Bunton mengakui ada beberapa pembayaran yang terlambat. Namun, mereka menjanjikan semua pekerjaan yang dilaksanakan bakal terbayarkan, dan itu menjadi bahan evaluasi sebelum proyek utama berjalan. (estanto/jhon h)

CATEGORIES
TAGS