Depok akan Memiliki Ikon Terminal Terpadu

Loading

Oleh: Anthon P.Sinaga

Ilustrasi

Ilustrasi

KOTA Depok merencanakan akan membangun sebuah terminal terpadu di Jalan Margonda Raya yang kelak menjadi ikon kota belimbing tersebut. Lokasinya di terminal bus yang lama sekarang ini, dirangkaikan dengan stasiun kereta api Depok Baru, serta menjadi satu dengan pusat perbelanjaan di sekitarnya. Direncanakan, terminal baru tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektar.

Melihat pertumbuhan kota Depok sekarang ini, masalah transportasi memang sudah harus dibenahi sejak dini. Banyaknya angkutan kota (angkot) yang memenuhi jalan-jalan di sana, saat ini sudah menimbulkan masalah, terutama kemacetan lalu lintas. Terminal lama tidak mampu lagi menampung pergerakan angkot-angkot tersebut, sehingga lalu lintas tersumbat di pintu terminal, Jalan Margonda Raya.

Depok sebelum kota madya, merupakan kota administratif yang berinduk ke Kabupaten Bogor. Sehingga, budaya angkot di kota administratif ini menular dari kebiasaan kota induknya di Bogor yang dikenal sebagai kota angkot. Hal itulah yang perlu dibenahi dengan adanya rencana pembangunan terminal terpadu tersebut.

Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Depok, Khamid Wijaya, baru-baru ini, terminal ini dibangun dengan memakai uang pihak swasta melalui kerja sama bangun guna serah (built operating transfer-BOT) selama 30 tahun. Aset terminal selama 30 tahun ke depan akan dikelola atau diambil manfaatnya oleh pihak swasta, dan setelah itu (diperkirakan sudah ada keuntungan dan modal yang ditanam sudah kembali), bangunan terminal akan diserahkan untuk dimiliki dan dikelola Pemkor Depok. Sistem BOT ini banyak diterapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta semasa Gubernur Ali Sadikin

Tetapi, sekalipun pembangunan terminal itu akan dilaksanakan dan dibiayai oleh pihak swasta, desain konstruksi dan rencana tata ruangnya harus ditentukan oleh Pemerintah Kota Depok. Untuk desain terminal terpadu ini perlu disayembarakan, dan dirancang untuk bermanfaat sampai berjangka ratusan tahun ke depan, apalagi Kota Depok memiliki Universitas Idonesia, sebagai lembaga perguruan tinggi terkemuka di negeri ini.

Desain terminal terpadu ini harus bisa menjadi kebanggaan warga dan Pemerintah Kota Depok. Hal itu penting ditekankan oleh Pemkot Depok, agar terminal terpadu ini jangan dibangun asal-asalan, atau pihak swasta hanya ingin mengeruk keuntungan semata.

Menurut Khamid Wijaya, pembangunan terminal tersebut direncanakan seiring dengan perbaikan Stasiun KA Depok Baru. Sehingga, pengguna angkutan kereta api, pengguna angkutan kota, dan bus antarkota, diharapkan dapat terintegrasi di terminal terpadu tersebut. Apabila rencana ini sudah terwujud, memang warga Kota Depok akan bisa melihat perubahan yang signifikan dan membanggakan.

Selama ini, terminal lama Depok selain sudah melebihi kapasitas, terkenal juga sebagai terminal yang bau pesing, karena dijadikan tempat kencing dimana-mana. Toilet yang ada, tidak lagi memadai dengan jumlah orang yang hendak memanfaatkannya. Padahal Kota Depok sebagai kota pendidikan, dimana sejumlah perguruan tinggi berada, diharapkan bisa menjadi teladan bagi kota-kota lain.

Kemacetan lalu lintas pun kerap terjadi di pintu gerbang terminal, karena alur masuk keluar terminal sudah cukup padat. Memang sudah saatnya persoalan ini dibenahi.

Desain dan Konstruksi

Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail mengatakan, gambaran masa depan terminal ini direncanakan seperti terminal Blok M Kebayoran Baru di Jakarta. Bahkan melebihi, karena ada perpaduan antara pengguna angkutan kereta api, pengguna angkutan kota, bus antarkota dan pusat perbelanjaan.

Untuk itu diperlukan desain dan konstruksi yang berkualitas tinggi. Konsep dasarnya, keberadaan terminal dapat mengurai kepadatan lalu lintas, seraya meningkatkan kenyamanan bagi masyarakat pengguna jalan raya.

Pembangunan terminal terpadu ini, kata Mahmudi, terkait pula dengan konsep jangka panjang menjadikan Jalan Margonda sebagai ikon Kota Depok. Berkaitan dengan konsep jangka panjang itu, Pemkot Depok sudah mulai membenahi kembali jalan utama tersebut dengan membuat taman hias selebar 2 meter di tengahnya.

Pembangunan terminal terpadu ini perlu didukung sebagai kreatifitas Pemkot Depok untuk membenahi infrastruktur kotanya, khususnya untuk kelancaran transportasi masa depan, dengan melibatkan pihak swasta. Namun, desain dan kualitas kostruksinya harus betul-betul diawasi ketat, agar setelah masa penggunaan 30 tahun ke depan, jangan hanya tinggal rongsokan yang diserahkan nanti kepada Pemkot Depok.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS