Dimana Belajar Ilmu Kebijakan

Loading

bijaksana

Oleh: Fauzi Aziz

LINGKUNGAN makin panas. Secara fisik apa yang ada di sekitar kita sudah panas. Hati juga mudah memanas. Panas yang membara bisa dengan mudah membuat terjadinya “kebakaran” secara  fisik maupun mental. Dalam kehidupan demokrasi liberal di negeri ini fenomena pemanasan sangat mudah berproses yang bisa menyulut amarah.

Budaya marah-marah ini sering terjadi di lapis atas, lapis tengah dan lapis bawah dalam strata sosial bangsa ini. Menikmati kebebasan yang kebablasan berakhir dengan marah-marah, merusak, adu jotos, tawuran masal dan tindakan brutal lainnya yang kejam. Hikmah kebijaksanaan memudar karena kalah dengan hadirnya kekuatan kebebasan yang kebablasan.

Sayangnya sekolahan/akademi/ perguruan tinggi yang mempunyai bidang studi kebijaksanaan tidak ada. Yang ada hanya bidang studi kebijakan publik pada jurusan administrasi negara. Padahal, bidang studi kebijakan publik harusnya juga mendalami bidang studi tentang kebijaksanaan agar pejabat publik yang membuat kebijakan dapat mengedepankan nilai hikmah kebijaksanaan atas setiap keputusan yang diambil.

Coba kita dalami dengan baik produk kebijakan publik yang dibuat pejabat publik. Substansinya hampir semua lebih banyak mengedepankan hal- hal yang bersifat teknis dan administratif. Jarang kita temukan nilai hikmah kebijaksanaan tersurat dalam produk kebijakan publik. Wajar kalau begitu diundangkan atau dilaksanakan acapkali mengundang protes di lingkungan masyarakat karena dianggap merugikan kepentingan sebagian kelompok masyarakat.

Fungsi sosial di masyarakat banyak dikorbankan manakala penyelenggara negara memerlukan sebidang tanah untuk pembangunan. Alasannya karena tanah tersebut adalah milik negara, sehingga rakyat diminta berkorban demi pembangunan. Celakanya yang dibangun bukannya fasilitas umum, tetapi mal, apartemen, perkantoran dan sejenisnya.

Hal ini terjadi karena pembuat aturan tidak mempunyai wisdom. Dampaknya jelas merugikan kepentingan rakyat. Pertanyaannya dimana harus belajar ilmu tentang kebijaksanaan wong sekolahan tidak ada. Sementa ra itu kita memandang kebijaksanaan itu penting dan niscaya karena kita ingin menegakkan kehidupan yang damai dan harmonis dengan menjalankan prinsip hikmah kebijaksanaan.

Ada yang mengatakan ilmu kebijaksanaan itu dapat dipelajari di sepanjang perjalanan hidup masing-masing individu. Katanya pendapat ini benar, pertanyaan lebih lanjut adalah apakah semuanya mendapatkan kesempatan yang sama. Pasti tidak, karena tidak semua orang bisa menjalani proses yang sekolahannya tidak pernah ada.

Dari fenomena ini kita dapat pembelajaran ilmu tentang kebijaksanaan penting dipelajari agar kita dapat berhasil menjadi orang-orang yang bijaksana. Manakala menjadi anak sekolah/mahasiswa bisa menjadi siswa/ mahasiswa yang mampu menggunakan nalar dan nuraninya secara baik yang dituntun sistem nilai yang baik.

Ketika menjadi pejabat publik atau menjadi pejabat di perusahaan maupun menjadi pengurus orpol/ormas juga dapat menjadi pimpinan yang memiliki sense of wisdom yang paripurna, sehingga setiap keputusan yang diambil selalu mendatangkan manfaat semua pihak. Hikmah kebijaksanaan harus terjadi di organisasi publik, organisasi bisnis dan juga di masyarakat.

Lingkungan sosial dan lingkungan hidup rusak dan terjadi dimana-mana karena manusia kehilangan sense of wisdom. Manusia menjadi kehilangan martabat dan keadabannya ketika hidup di lingkungan sosial yang beragam struktur sosialnya akibat kehilangan sense of wisdom.

Tidak bersahabat dengan alam dan menjadi perusak alam karena manusia kehilangan hikmah kebijaksanaan dalam memandang alam seisinya. Bumi, air mengering dan udara yang kotor karena manusia kehilangan nalar sehatnya akibat sense of wisdom-nya mati. Akhirnya ketika sense of wisdom secara agregasi dan eskalatif makin banyak mengalami kematian, maka sejatinya sama saja manusia sedang menggali kuburnya sendiri karena bumi tempat kita berpijak tak sanggup menopangnya lagi sehingga hancur dengan sendiri karena kita gagal menjadi manusia yang bijaksana.(penulis adalah pemerhati masalah sosial).

CATEGORIES
TAGS