Do The Best For All People

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

 

TAK ada gading yang tak retak, begitu kata peribahasa. Memang di dunia ini tidak ada yang sempurna. Kadang berprestasi gemilang, tapi kadangkala tidak bisa berprestasi. Siklus kehidupan bisa dibilang seperti itu. Oleh karena itu, pembelajaran menjadi penting.

Selalu intropeksi dan melakukan pembenahan, juga hal yang tak kalah penting dilakukan oleh siapa saja dan dalam profesi apa saja. Prinsipnya, sadar bahwa ikhtiar dan doa adalah upaya yang setiap saat harus dikerjakan untuk mengubah nasib.

Semua manusia, apapun peran yang dimainkan dituntun dan dituntut oleh nalar dan nuraninya sendiri untuk inovatif melakukan sesuatu lebih baik dan lebih bermanfaat for all the many people di belahan dunia manapun.

Menjadi sejahtera untuk semua. Sejahtera untuk kemanusiaan, keadaban dan keadilan serta lingkungan hidup. Kita patut bersyukur bahwa di dunia ini oleh Tuhan masih diberikan kesempatan mengabdi mengurus bumi, air, udara agar kita bisa tetap survival.

Kita dituntun supaya selalu berpegang teguh pada prinsip yang universal bahwa berbuat sesuatu lebih baik dan bermanfaat bagi kemaslahatan bersama adalah bernilai ibadah karena kita melakukan kebaikan-kebaikan.

Mimpi indah yang selalu datang di saat kita tidur karena kita selalu berniat untuk berbuat baik dan bijak kepada siapapun, termasuk kepada alam, tumbuhan dan binatang. Bukan night mare yang selalu mampir dalam mimpi kita karena kita sering lupa diri bekerja di luar batas kepatuhan dan kepatutan sehingga terpelanting dalam kegelapan.

Jarum jam terus berputar. Sistem tata surya masih bekerja normal, meskipun pemanasan bumi sudah tak terelakkan karena perubahan iklim,

Kalau sistem tata surya masih bekerja normal, sistem keseimbangan jasmani dan rohani manusia menjadi goyah karena masalah kekuasaan dan keduniawian yang serba kelewat batas. Semua mau menjadi super power, mau tampil sendiri sebagai adidaya dan saking ambisinya, ada yang sampai dengan gagah perkasa mau menjadi bukan sekedar sebagai negara bangsa, tetapi ambisi menjadi negara benua.

Luar biasa kalau menjadi superior, menjadi inferior di dunia sehingga di saat bersamaan ia melakukan investasi.

Perebutan pengaruh sudah semakin brutal, padahal kalau ditelisik pangkal soalnya hanya masalah gengsi, soal perut, sehingga tega menggunakan senjata kimia atau senjata pemusnah massal untuk menghancurkan di wilayah yang dikehendaki untuk menjadi pusat invasi nya.

PBB hanya mampu bersidang dan hanya membuat resolusi PBB, sudah berapa seri resolusi PBB dikeluarkan. Tapi dunia tetap keruh dan dimana-mana terjadi perebutan pengaruh, sehingga perdamaian abadi hanya menjadi slogan politik global, karena aktor politik globalnya juga terlibat dalam konflik perebutan pengaruh.

Sekarang ini, negara maju sudah “sekarat” dan akan mengalami “kebangkrutan” terlilit hutang untuk membiaya proyek militer. Industrinya mulai kehilangan daya saingnya dan makin polutif karena tidak diurus. Beban mereka menjadi tambah berat ketika mereka harus menyiapkan dana cadangan untuk memperbaiki lingkungan yang sudah rusak parah.

Ketika bencana makin terkapitalisasi, maka menjadi senjata makan tuan dan manusia dan lingkungannya menjadi korban, karena manusia gagal mengelola keseimbangan.

Perilaku kebinatangan manusia dalam kondisi tidak seimbang, berpotensi muncul karena kekuatan nafsu jahat ada pada diri manusia. Bisa menjadi berperilaku sebagai animal economic.

Tahun 2017 sepekan lagi akan kita masuki. Dunia dan bumi akan menjadi seperti apa ?, kita bisa meramalkan, tetapi apakah tetap mampu mengelolanya dengan baik dan bijak tanpa konflik dan peperangan ? Tidak ada pemimpin dunia yang berani mengatakan kepada umat manusia sedunia bahwa mari kita berdamai, membuka lembaran baru penuh persaudaraan seakan sepekan lagi kiamat akan datang.

Tidak ada satupun keluar dari mulut para pemimpin dunia dan khususnya para pemimpin di negeri ini mengucapkan kata tobat seakan mereka tidak pernah berdosa.

Kata tobat seakan menjadi ditakuti oleh para pemimpin karena mereka merasa tidak pernah berbuat kesalahan. Oke, sekarang kita tak perlu berlomba cari kambing hitam, siapa yang salah dan siapa yang benar.

Tahun 2017 dan seterusnya Indonesia harus menjadi lebih baik, lebih bermartabat dan lebih beradab,do the best for all people untuk menciptakan kesejahteraan yang lebih merata dan berkeadilan sosial untuk segenap bangsa. (penulis adalah pemerhati masalah sosial ekonomi).

CATEGORIES
TAGS