Generasi Muda Jawa Enggan Berbahasa Jawa

Loading

Laporan : Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

SOLO, (Tubas) – Dosen Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, Sumarlam, mengatakan generasi muda Jawa sekarang ini ada kecenderungan enggan berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa terutama dengan orang lebih tua karena takut salah dan dinilai tidak mempunyai tata krama.

“Orang Jawa dalam berkomunikasi tidak segan lagi mencampurkan struktur dan kosakata bahasa tertentu, misalnya struktur dan kosakata bahasa Indonesia atau bahasa asing ke dalam bahasa Jawa,” kata Sumarlam yang akan dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Linguistik Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, di Solo, Senin.

Dia mengatakan gejala semacam itu pada tahun 70-an pernah membuat heboh kaum puris yang selalu memandang bahasa Jawa secara preskriptif normatif. Mereka sangat khawatir dan menyatakan bahwa bahasa Jawa akan segera rusak atau bahkan hilang dari peredaraan.

Terkait masalah tersebut, lanjutnya, perlu dicarikan solusi dalam upaya penanganannya, yaitu tingkat tutur bahasa Jawa yang rumit itu perlu disederhanakan sesuai situasi dan kondisi masyarakat sekarang yang sudah berubah sehingga lebih mudah diterapkan dalam komunikasi.

“Dari hasil penelitian dan diskusi dalam berbagai pertemuan ilmiah, disepakati oleh para pakar bahwa tingkat tutur bahasa Jawa kini hanya dikelompokkan menjadi empat saja, yakni bahasa Jawa ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu, dan krama alus dari 13 jenis tutur bahasa Jawa. Tutur bahasa Jawa dari 13 tingkatan yang diringkas menjadi empat ini diharapkan lebih mudah diajarkan, dipahami, dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat,” katanya. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS