Harga Jahe Menggila, Perajin di Kudus Ambruk

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

KUDUS, (Tubas) – Harga jahe dua bulan ini menggila di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Akibatnya, puluhan sampai ratusan pengrajin “jahe instant” di daerah setempat, menghentikan produksinya.

Menurut Kasmino (38), pengrajin jahe instant asal Jati-Kudus, bulan Juli 2011 lalu, harga jahe mentah di pasaran masih sekitar Rp 7.000/Kg, memasuki bulan Agustus, harga jahe naik menjadi Rp 20.000/Kg. Sekarang lebih gila lagi, harga mencapai Rp 40.000/Kg.

Dampak kenaikkan harga jahe tak lumrah itu, amat memukul Kasmino, mereka terpaksa menghentikan produksi. Sebab konsumen enggan membeli produk mereka, jika harga dinaikkan. Faktor lain yang membuat para pengrajin bermodal cupet/pas-pasan itu stop berproduksi, karena pihak pabrikan (pengusaha besar), menjual produknya tanpa mengubah harga jual.

Kata Kasmino, untuk membuat jahe instans, butuh gula pasir 10 Kg dan jahe mentah 4 Kg. Dulu harga jahe Rp 7.000/Kg dan harga gula pasir Rp 9.000/Kg. Total modal yang dikeluarkan, Rp.118.000. Jahe dan gula diproses hingga mengkristal, dibungkus kemasan jadi 350 saset. Dijual, Rp 410/saset dan didapat hasil, Rp 143.500 serta didapat keuntungan sekitar, Rp 25.500.

Puluhan sampai ratusan pengrajin Jahe Instan di Kudus tersebut, saat ini memilih menganggur dari pada meneruskan usahanya, tetapi justru akhirnya menderita kerugian cukup besar bagi mereka. (amary)

CATEGORIES
TAGS