Indonesia Kebanjiran, Bisa Menjadi Berkah

Loading

1141239-r-jpg2

Oleh: Fauzi Aziz

 

BANJIR selama ini banyak dikatakan sebagai bencana atau musibah atau kutukan. Hampir tidak ada yang mengatakan banjir adalah berkah. Bukankah banjir rezki adalah berkah. Banjir didatangi turis mancanegara juga berkah bagi negeri kita.

Banjir karena investor global berbondong-bondong masuk ke Indonesia membangun pabrik juga dipandang sebagai keberkahan. Mari kita telaah dengan kepala dingin tentang fenomena banjir dan kebanjiran dalam beberapa sudut pandang.

Pertama, banjir atau kebanjiran pada dasarnya adalah berkah. Dia menjadi musibah karena kita tidak siap. Menjadi bencana karena kita jahil metakil, tidak mau bersahabat dan mencintai alam semesta. Menjadi kutukan karena kita salah urus, gagal melakukan kanalisasi dan gagal memanejemeni air.

Oleh sebab itu, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dikuasai untuk diurus dengan baik dan benar karena bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya adalah sumber penghidupan manusia dan mahluk hidup yang lain.

Jika dengan sudut pandang tersebut kita bisa menyepakati, maka banjir bandang hakekatnya adalah berkah karena sepanjang hidupnya kita membutuhkan air sebagai energi kehidupan. Ketika banjir atau kebanjiran air terjadi, fenomena ini hadir ditengah pemukiman kita karena salah urus.

Got ditutup bahkan diurug. Buang kotoran dan sampah sembarangan. Danau, situ atau dam, diubah menjadi hutan beton sehingga air tidak lagi memiliki tempat bermukim. Jadi banjir adalah berkah yang diubah sendiri oleh kita menjadi bencana, musibah dan kutukan alam.

Karena itu, bodohlah kita ini dan amat tidak bijaksana jika banjir bandang yang melanda Indonesia disebabkan karena perubahan iklim dan beberapa faktor lain seperti sudah dikemukakan oleh banyak ahli.

Padahal kejadiannya akibat kita salah urus. Salah urus adalah masalah pokoknya. Pemerintah salah urus, pebisnis salah urus dan masyarakat juga salah urus.

Kedua, mari kita ubah bersama-sama tentang masalah kebanjiran ini agar ekonomi Indonesia bisa bangkit dengan tata kelola yang baik dan benar. Paradigmanya antara lain Indonesia harus dibanjiri, yakni dibanjiri investor, dibanjiri likuiditas, dibanjiri penerimaan pajak dan non pajak, dibanjiri wisatawan, dibanjiri pembeli barang dan jasa buatan Indonesia dan bahkan dibanjiri air sekalipun karena air adalah sumber dan energi kehidupan semua mahluk.

Dengan demikian, sumber keberkahan Indonesia sangat besar potensinya. Negeri ini ditakdirkan oleh Tuhan menjadi kaya sumber daya alam, di darat, di laut dan di udara. Indonesia juga ditakdirkan sebagai negara terbesar di dunia memiliki bio divercity. Inilah mengapa dunia selalu melirik Indonesia dengan berbagai ragam maksud dan tujuannya.Yang dilarang di negeri ini adalah tidak boleh kebanjiran koruptor,  narkoba, kebanjiran isu, hoax yang membuat bangsa ini tersesat.

Ketiga, kebanjiran dalam segala hal pada dasarnya baik dan bisa mendatangkan keberkahan bagi kita semua.Yang perlu disadari adalah jangan sampai bliding dan sebab itu, perlu tata kelola yang baik, benar dan tepat. Mengapa perlu dikelola dan harus diurus, karena kita memerlukan keseimbangan.

Ketika memanas, kita memerlukan pendingin. Sebaliknya bila kita terus menerus kedinginan, sehingga bisa membeku, dan aktivitas kehidupan menjadi lesu, diperlukan stimulasi pemanasan dalam takaran yang pas. Disinilah manajemen dan kepemimpinan berperan untuk menciptakan keseimbangan melalui semacam tindakan countercyclical. (penulis adalah pemerhati masalah sosial ekonomi).

CATEGORIES
TAGS