Indonesia Potensial Jadi Negara Super Power

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Fauzi Azis

Fauzi Azis

WAKTU terus berputar. Dunia telah banyak mengalami perubahan dan hampir semua negara terus berbenah agar eksistensinya sebagai entitas negara dan bangsa, tetap diakui dan diperhitungkan dalam pergaulan internasional.

Tidak ada suatu negara-pun yang mempersiapkan dirinya untuk tidak eksis sebagai nation state dan lebih ekstrim menjadi bangsa yang terjajah atau hanya sekedar menjadi pecundang. Di lain pihak, jika sebuah nation state berkehendak ingin menjadi negara yang maju di berbagai bidang, maka bangsa itu harus mampu mengkonsolidasikan seluruh sumber daya yang dimiliki dan dikuasainya.

Konsolidasi tersebut sangat diperlukan, sebab kalau tidak, kita tidak akan pernah membangun sebuah kekuatan. Sumber daya yang dimaksud bisa berupa sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), sumber daya iptek, sumber daya finasial, sumber daya politik dan kebudayaan serta sumber daya organisasi, manajemen dan kepemimpinan.

Sumber-sumber daya tersebut kita miliki semuanya dan kalau diperbandingkan dengan apa yang dimiliki bangsa lain, pasti ada keunggulan yang menjadi aset kita, baik yang bersifat intangible maupun yang tangible. SDA kita termasuk maha kaya, SDM negeri ini juga memiliki keunggulan tertentu.

Buktinya, sumber-sumber daya itu menjadi incaran dari negara lain karena kita memiliki keunggulan dan ketrampilan.Tidaklah berlebihan jika lembaga-lembaga internasional seperti World Bank, lembaga pemeringkat internasional, memproyeksikan Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang berkemampuan menumbuh kembangkan ekonominya secara meyakinkan.

Prediksi tersebut sudah pasti berdasarkan pertimbangan yang terukur. Apapun ukurannya, Indonesia adalah negara besar, potensial bisa menjadi super power baru di bidang ekonomi, kebudayaan dan pariwisata.

Sistem demokrasi politiknya adalah menjadi pilar penting untuk tumbuhnya kekuatan kreatif dan inovatif dari para wirausahawan mudanya. Golongan kelas menengahnya makin bertambah dari waktu ke waktu dan hal ini harus diarahkan menjadi aset produktif sebagai sumber kekuatan untuk tumbuh.

NKRI adalah sebuah holding, bhineka tunggal ika adalah realitas kekuatan budaya, politik dan ekonomi yang harus tetap terkelola dan selalu harus dapat dikonsolidasikan sebagai sumber inspirasi dan motivasi seluruh anak bangsa untuk membangun daya saing holding NKRI dengan semangat nasionalisme yang konkret tanpa basa basi dan hanya sekedar menjadi jargon politik.

Kita siapkan negeri ini dengan semangat itu dan dengan tekad besar untuk menjadi bangsa super power baru di dunia secara ekonomi, politik dan kebudayaan.

Bisakah ini diraih? Jawaban harus bisa dan kalau tidak bisa, maka label yang menyertainya sangat menjadi tidak mengenakkan bagi bangsa ini. Bisa disebut sebagai negara gagal, dapat pula disebut sebagai negara telmi atau sebutan lain. Yang paling parah kalau negeri ini mendapt label sebagai bangsa yang tidak pandai mensyukuri nikmat atas karunia Tuhan yang diberikan kepada bangsa ini.

Kita tidak rela kalau bangsa ini dianggap kualat karena “mengingkari” dan menyia-nyiakan segala nikmat yang diberikan Tuhan kepada bangsa ini. Apalagi kemudian diposisikan sebagai bangsa yang pantas diganjar dalam bentuk “laknat”, dianggap “anak durhaka”, disebut bangsa “bar-bar” dan sebagainya.

Tidak? Sekali lagi tidak. Bangsa ini tidak senista itu. Oleh karena itu, kita semua harus sadar bahwa kita sedang berproses menjadi sebuah negara dan bangsa yang bermartabat dan berperadaban.

Konsolidasi adalah jawaban.rekonsiliasi karena bangsa ini sadar atau tidak sedang terperangkap dalam sebuah jebakan “pertikaian”. Apakah di bidang politik, ekonomi bahkan kebudayaan. Semuanya harus segera diakhiri dan kita semua harus segera siuman bahwa kita semua adalah saudara sebagai anak negeri.

Aset kita punyai, kemampuan kita kuasai. Karena itu konsolidasi dan rekonsiliasi menjadi keharusan agar kita betul-betul menjadi bangsa yang kuat secara ekonomi, politik dan budaya yang kuat dan tangguh di dunia. Proses konsolidasi dan rekonsiliasi pasti membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan berkualitas yang dapat diterima seluruh stakeholders negara dan bangsa. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS