Industri Barang Modal DN Belum Berkembang

Loading

Laporan: Sabar Hutasoit

Budi Darmadi

JAKARTA, (Tubas) – Permasalahan utama dalam pengembangan industri penghasil barang modal antara lain keterbatasan kemampuan desain dan rekayasa, ketergantungan pada komponen impor, infrastruktur pendukung yang belum memadai serta kurangnya insentif fiskal dan kredit perbankan.

Hal itu diutarakan Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT), Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi pada pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perindustrian di Jakarta, Senin (28/2).

Menurutnya, ketergantungan industri dalam negeri (DN) terhadap barang-barang modal impor sampai sekarang masih tinggi karena industri barang modal dalam negeri belum berkembang seiring peningkatan kebutuhan.

Pertumbuhan industri barang modal berupa alat angkut, mesin dan peralatan, menurut pada 2009 minus 2,87 persen dan sebesar 10,35 persen pada 2010.

Menteri Perindustrian MS Hidayat menjelaskan dalam kurun tiga tahun terakhir impor barang modal rata-rata tumbuh 32,25 persen per tahun. Dan sebagai gambaran, tahun 2009 impor barang modal mencapai US$18,31 miliar.

Tahun 2010, Kementerian Perdagangan mencatat impor barang modal mencapai US$26,9 miliar atau naik lebih dari 31,69 persen dari tahun sebelumnya.

Menteri Perindustrian mengatakan pemerintah berusaha mengatasi kendala dan mendorong pertumbuhan industri barang modal seperti permesinan dan perkapalan dengan memberikan sejumlah fasilitas.

“Pemerintah akan memberikan fasilitas insentif berupa tax allowance, tax holiday, pembangunan infrastruktur serta kemudahan kredit perbankan,” katanya. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS