Kemenperin Terbangkan Produk Fashion Indonesia ke Pasar Eropa

Loading

FOTO BERSAMA -Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono (tengah) didampingi Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kemenperin Muhdori (kiri) berfoto bersama dengan para desainer Indonesia yang mengikuti pameran Collection Première Moscow (CPM) 2016.-tubasmedia.com/ist

FOTO BERSAMA -Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono (tengah) didampingi Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kemenperin Muhdori (kiri) berfoto bersama dengan para desainer Indonesia yang mengikuti pameran Collection Première Moscow (CPM) 2016.-tubasmedia.com/ist

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Produk fashion Indonesia telah dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional. Untuk itu, Kementerian Perindustrian gencar mempromosikan potensi produk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) ini ke tujuan utama pasar ekspor seperti negara-negara Eropa.

“Salah satu upaya yang kami lakukan adalah memfasilitasi beberapa desainer terbaik Indonesia untuk mengikuti pameran fashion tingkat internasional seperti Collection Première Moscow (CPM),” kata Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono, Jumat (2/9) di Jakarta.

Adapun empat label lokal yang turut berpartisipasi pada Pameran CPM 2016, yakni Itang Yunasz Ready to Wear, Ardistia New York, Alleira Batik, dan Warnatasku. Pameran ini diselenggarakan pada tanggal 31 Agustus sampai 3 September 2016.

Sigit menjelaskan, program promosi tersebut merupakan inisiasi dari Kemenperin bersama Badan Ekonomi Kreatif, Garuda Indonesia Airlines, dan Kementerian Perdagangan, yang diharapkan menjadi lokomotif bagi produk industri TPT Indonesia agar dapat go international dengan lebih ekspansif.

“Produk fashion Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Daya kreativitas dari generasi muda terus tumbuh. Terbukti dari karya mereka yang membanjiri pasar fashion, baik secara online maupun di bazar-bazar label indie,” paparnya

Oleh karena itu, dalam upaya memperluas pasar ekspor, diperlukan upaya membangun posisi strategis sehingga pihak luar dapat melihat dan mengenal keunggulan dan kekhasan dari produk industri TPT Indonesia. “Misalnya, promosi yang masif terkait potensi dan kreativitas, termasuk keunikan ragam kain yang kita miliki serta kolaborasinya dengan dunia fashion sehingga menjadi busana ready to wear yang unik, yang kami sebut fashion craft,” tuturnya.

Sigit mengharapkan, lima sampai sepuluh tahun ke depan, industri TPT Indonesia sudah siap menyambut para pembeli dari luar negeri yang hadir pada pameran internasional yang diselenggarakan di Indonesia. Sehingga target indonesia menjadi pusat industri fashion muslim dan fashion Asia pada 2020 dan 2025 dapat tercapai.

“Dengan mengikuti pameran CPM ini, diharapkan nantinya para buyers tidak ragu lagi untuk melakukan buying trip ke negara kita dengan menghadiri acara-acara fashion yang kita gelar,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya akan mendorong pembukaan pasar industri TPT nasional ke Uni Eropa karena peluangnya masih cukup besar. “Jadi, kalau pasarnya telah terbuka, kami yakin berpotensi meningkatkan pasar industri tekstil nasional hingga dua kali lipat dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan,” tuturnya. (sabar)

 

CATEGORIES
TAGS