Kenaikan Harga Gabah Disambut Dingin Petani
Laporan: Redaksi
CIAMIS, (Tubas) – Harga gabah di Kabupaten Ciamis kini mulai naik. Namun, kenaikan harga gabah padi di tingkat petani yang mencapai Rp 430.000/kwintal dan sejak memasuki bulan Ramadan menembus harga Rp 470.000/kwintal tidak dirasakan sebagai keuntungan bagi petani.
Anang (32) seorang pengusaha heuler asal Cibitunghilir, Kertasari, Ciamis kepada tubasmedia.com pekan lalu mengungkapkan naiknya harga gabah yang disebabkan kurangnya pasokan gabah dari petani karena musim kemarau. Kenaikan harga gabah disambut dingin petani. Sebab, kenaikan harga gabah tidak memberikan keuntungan yang berarti bagi para petani. Keuntungan yang diperoleh petani relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di pasar.
Pada masa panen sebelumnya harga gabah berkisar antara Rp 3.700/kg hingga Rp 3.800/kg. Sedang panen kali ini harga gabah bisa mencapai Rp 3.900/kg hingga Rp 4.100/kg. “Kenaikan yang cuma Rp 200 tidak berarti bagi kami. Sama saja, harga sembako juga naik. Jadi tidak ada keuntungan yang berarti bagi petani,” kata Dedi (46), petani lingkungan Cibitunghilir Kelurahan Kertasari Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.
“Harga beras juga naik. Kalau harga beras naik, kebutuhan pokok lainnya juga naik. Nah, keuntungan petani dari mana, karena sedikit keuntungan yang didapat dari kenaikan harga gabah juga untuk menutupi pembelian bahan pokok yang juga naik,” tuturnya.
Musim tanam tahun lalu hasil tani juga tidak semaksimal musim sebelumnya karena kondisi pasokan air yang terganggu. Bisa panen dengan 4 ton gabah untuk satu hektar sawah sudah lumayan. Puluhan hektar sawah mengalami gagal panen akibat angin kencang sehingga merubuhkan padi yang tinggal dua minggu lagi dipanen. “Seharusnya para tengkulak bisa membeli gabah kami dengan harga tinggi karena harga beras juga naik,” harapnya.
Kegagalan panen terjadi di sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Ciamis. Petani di Kecamatan Lakbok mengalami gagal panen akibat serangan tikus. Mereka bahkan membiarkan sebagian areal sawahnya tidak dipanen akibat kondisi padinya hampa. (mamay)